TEMPO Interaktif, Pamekasan-- Setelah berhasil diselamatkan dari serangan hama ulat grayah, kini sebanyak 160 hektar tanaman padi di tiga kecamatan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur yakni Kecamatan Kadur, Galis dan Larangan kembali terancam gagal panen karena diserang jamur belah ketupat dan busuk pelepah.
"Jamur ini lebih berbahaya dari serangan ulat," kata Pengawas Pencegahan Hama Tanaman Dinas Pertanian Pamekasan, Cacuk Wiyono, Ahad (21/2). Serangan jamur terparah melanda tanaman padi di Kecamatan Kadur.
Cacuk mengatakan dalam dua hari tercatat sudah 45 hektar yang dilaporkan warga terserang jamur dengan rata-rata kerusakan mencapai 50 persen per petak sawah. Jamur belah ketupat dan busuk pelepah, kata dia, muncul akibat cuaca ekstrim yang menyebabkan tingginya kadar kelembaban areal pertanian. Jika tidak segera ditangani ancaman gagal panen semakin besar karena jamur tersebut langsung menyerang buah. "Kami sudah berikan insektisida ke petani," ujarnya.
Dul Rahem, petani di Kecamatan Galis, mengaku pasrah atas serangan jamur tersebut. Ia sama sekali tidak melakukan pencegahan karena tidak memiliki uang untuk membeli insektisida. Bantuan dari pemerintah daerah setempat yang diharapkan juga tak kunjung datang. "Jangankan beli, cari hutangan susah," katanya.
Cacuk Wiyono membenarkan keluhan tersebut. Minimnya bantuan insektisida dari pemerintah menghambat upaya meluasnya serangan jamur tersebut. "Pemerintah daerah mesti turun tangan sebelum semua upaya terlambat," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI