Setelah warga empat kecamatan di Kabupaten Sumenep, kini giliran warga Desa Tokaben, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan menolak rencana survei uji seismik SPE Petroleum. "Kami sudah bertemu dewan, sampaikan penolakan ini," kata tokoh masyarakat Desa Tokaben, Abdul Latif, Minggu (14/2).
Penolakan warga Tokaben karena rencana uji seismik Petrolium tanpa sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat. Selain itu, Menurut Abdul Latif warga khawatir kasus semburan lumpur Lapindo Sidoarjo terulang karena salah satu titik yang akan diseismik berkenaan langsung dengan pusar laut.
Kekhawatiran itu cukup beralasan karena salah satu lokasi uji seismik SPE Petroleum di Desa Robatalak, Kabupaten Sampang muncul semburan air bercampur lumpur yang disertai bau gas metan setelah pengeboran sedalam 40 meter, meski sudah mengecil sampai saat ini semburan masih aktif. "Kami tidak mau kasus di sampang terjadi di desa kami," ujarnya.
Sebelumnya Operation Manager SPE Petroleum, Akhmad Sabidi ketika dihubungi wartawan mengatakan Desa Tokaben sebenarnya tidak masuk wilayah rencana uji seismik. Tokaben sendiri akhirnya dipilih setelah warga Desa Amparan menolak uji seismik Petrolium.
Ia mengatakan pihaknya telah mensosialisasikan seluruh kegiatannya kepada warga yang desanya akan dijadikan lokasi uji seismik. "Kami masih lakukan pendekatan persuasif agar warga mau lahannya dijadikan lokasi uji seismik," ungkapnya.
MUSTHOFA BISRI