Untuk mendatangkan beberapa peralatan yang belum ada itu, kata Purwadi, memerlukan biaya sekitar Rp 1,2 miliar. Dalam pertemuan dengan gubernur, masalah itu disampaikan agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan dana.
Untuk mengperasian pusat transplantasi hati tersebut, telah dilakukan berbagai persiapan. Di antaranya, mengirim beberapa tenaga ahli untuk belajar ke pusat transplantasi hati terbesar di dunia, yakni di Oriental Organ Transplantasi Center milik Tianjin First Central Hospital di Tianjin, Cina. “Dari segi SDM kami sudah siap. Ilmu dari Tiongkok sudah kami serap, tinggal mepraktekannya di sini,” tutur Purwadi.
Direktur RSUD Dr Soetomo Slamet Riyadi Yuwono mengatakan, tindakan transplantasi sebenarnya bukanlah hal baru. Apalagi RSUD Dr Soetomo telah beberapa kali melakukan transplantasi kornea, tulang, kulit maupun ginjal. “Transplantasi hati memang belum pernah kami lakukan. Prinsip dasarnya sudah banyak yang mempelajarinya, namun perlu ditambah pendidikan spesialisasinya,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Soekarwo mengatakan siap memberikan dana yang dibutuhkan agar pusat transplantasi hati di RSUD Dr. Soetomo segera dioperasikan. “Pasti bisa direalisasikan, apalagi ini bagian dari upaya untuk mendorong peningkatan kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Soekarwo juga meminta pusat transplantasi hati bisa dioperasionalkan secara baik oleh tenaga-tenaga profesional. Dengan demikian, bagi penderita tidak perlu lagi pergi jauh ke Tiongkok. ”Kita harus berbangga memiliki fasilitas yang canggih,” katanya. ROHMAN TAUFIQ.