TEMPO Interaktif, Banda Aceh – Sebagian massa yang melakukan aksi mendukung pemerintahan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakilnya Muhammad Nazar, mengaku dibayar semua ongkos dan gratis fasilitas selama berada di Banda Aceh, Senin (8/2).
Aksi ini diikuti oleh 10 ribuan orang yang umumnya perempuan dari berbagai daerah kabupaten/kota di Aceh. “Kami dari pengajian wirid di Aceh Barat, awalnya diajak ke Banda Aceh. Katanya ada doa bersama mendukung pemerintah Irwandi–Nazar, karena semua fasilitas ditanggung, kami berangkat saja,” ujar Cut Aiman, warga Meulaboh, Aceh Barat.
Cut Aiman mengaku senang saja berangkat ke Banda Aceh gratis meski tidak tahu persis tujuan sebenarnya. Dia dan rekan-rekannya berangkat dengan menggunakan mobil penumpang yang telah disediakan panitia tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. "Kami juga disediakan tempat beristirahat dan makan selama di Banda Aceh," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Rasyidah, warga Aceh Barat. “Kami ikut saja, karena kan ditanggung semuanya.”
Saat ditanya apakah ada janji untuk diberikan uang seusai aksi, Cut Aiman dan Rasyidah mengaku tidak ada janji seperti itu. “Tidak disinggung soal diberikan uang.”
Sempat muncul isu, kalau aksi tersebut telah dirancang jauh hari oleh orang dekat Pemerintah Aceh sebagai balasan bagi banyak aksi sebelumnya yang kontra terhadap pemerintah Irwandi–Nazar. Bahkan ada isu, kalau aksi massa tersebut didukung oleh dana yang diberikan Irwandi sebesar Rp 1,3 miliar.
Terkait isu tersebut, saat orasi di depan kantor Dewan Pemerintahan Rakyat Aceh (DPRA), Koordinator Aksi Nurmasyitah Ali mengatakan, itu fitnah. “Irwandi tidak kasih uang untuk keperluan aksi tersebut, tidak benar itu,” tegasnya.
Menurutnya, biaya aksi massa tersebut dikirim oleh beberapa pendukung dan simpatisan Irwandi yang banyak berada di luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura. “Jadi jangan ada lagi fitnah, kalau uangnya dari Irwandi,” tegasnya.
Hari ini tepat tiga tahun Aceh dipimpin oleh Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar. Mereka memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 11 Desember 2006 dengan suara mutlak 38,2 persen. Pasangan ini maju melalui jalur independen dan dilantik pada 8 Februari 2007.
Adi Warsidi