TEMPO Interaktif, Cirebon -
Operasi pasar beras tidak laku. Harga beras operasi pasar dianggap terlalu mahal dan hanya sedikit berbeda dibandingkan harga beras kualitas medium di pasaran.
Berdasarkan pantauan, operasi pasar beras dilakukan oleh Perum Bulog Sub Divre Cirebon atas permintaan dari Pemerintah Kabupaten Cirebon. Operasi pasar beras antara lain dilakukan di Pasar Pasalaran di Kecamatan Plered dan Pasar Jamblang di Kecamatan Jamblang.
Sekitar 3 ton beras telah disiapkan dengan harga Rp 5.500 per kilogram dengan pembelian minimum sebanyak 5 kilogram. Namun, berdasarkan pantauan hingga pukul 12.00 WIB di Pasar Pasalaran, hanya ada seorang yang membeli beras operasi pasar ini.
Seorang warga, Yati, mengatakan ia enggan untuk membeli beras operasi pasar. "Kualitasnya kurang bagus. Selain itu harganya pun mahal," katanya.
Harga beras operasi pasar, menurut Yati, hanya berbeda sedikit dengan harga beras kualitas medium yang dijual di pasar Rp 5.800 hingga Rp 6.000 per kilogram.
Tidak hanya itu, pembelian minimum 5 kilogram pun menjadi masalah. Menurut Yati, ia biasanya membeli beras tidak sekaligus, yaitu sebanyak 2 kilogram untuk dua hari. "Uangnya hanya cukup untuk segitu," katanya. Karena itu, ia tak mungkin membeli beras dengan berat mencapai 5 kilogram.
Sementara itu Waka Sub Divre Bulog Cirebon, Sudarsono, mengatakan operasi pasar beras itu merupakan permintaan dari Pemerintah Kabupaten Cirebon. Untuk operasi pertama ada 6 ton beras yang disalurkan di enam pasar yang ada di Kabupaten Cirebon.
Terkait harga beras yang cukup mahal, Sudarsono mengatakan penyebabnya karena harga dasar untuk operasi pasar beras Rp 5.320 per kilogram. "Jika ditambah biaya operasional, jatuhnya mencapai Rp 5.500 per kilogram," katanya.
IVANSYAH