TEMPO Interaktif, Batam-- Kepala Polisi Daerah Kepulauan Riau, Brigadir Jenderal Polisi, Puji Hartanto mengatakan, aparat memiliki enam boat pancung khusus digunakan untuk patroli. Meski belum canggih, kapal ini sangat membantu patroli laut polisi untuk memberantas penyelundupan. " Harganya lebih terjangkau," kata Puji kepada Tempo, Rabu malam ( 3/2/2010 ).
Aparat sendiri telah menemukan lokasi penyelundupan yakni pelabuhan ilegal atau pelabuhan tikus. Modusnya dengan cara memasukkan barang dari pulau ke pulau yang berjarak dekat dengan negara jiran, Malaysia dan Singapura.
Supaya patroli laut semakin efektif, polisi juga melibatkan masyarakat terutama nelayan.Sebab polisi tidak bisa bergerak sendiri, harus melibatkan peran masyarakat. " Jadi jika ada gelagat yang mencurigakan, nelayan dapat segera melapor ke polisi," katanya.
Selama ini penyelundup kebanyakan ditangkap di Bandar Udara Internasional Hang Nadim , Batam ketika hendak melanjutkan perjalanan ke daerah lain. Indikasi para penyelundup berhasil masuk Batam diduga kuat melalui pelabuhan illegal tadi. Guna meminimalisir kegiatan penyelundupan itu, peran masyarakat sangat diperlukan.
Ketua Lembaga Adat Melayu Batam, Imron mengatakan, merasa diperhatikan oleh pihak polisi daerah Kepri khususnya nelayan dan pengguna jasa boat pancung karena diberi pelampung penyelamat ( life jacket ) gratis itu. " Kam baru kali ini merasa diperhatikan," kata Imron kepada Tempo melalui telepon genggamnya, Kamis ( 4/2/2010 ). Nelayan merasa aman dan tidak hanya soal keamanan di laut ketika memancing ikan, tapi juga merasa aman karena polisi menjadi mitra mereka. ( Rumbadi Dalle )