"Waktu akan lebih berguna, dibandingkan setiap hari hanya menanti esok matahari terbit," katanya saat berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Surabaya, di Porong Kabupaten Sidoarjo, Jumat (21/1).
Dalam kesempatan itu, ia juga meninjau 90 narapidana yang bekerja di bengkel produksi melebair di dalam Lapas Porong.
Terobosan seperti ini, katanya, bisa diterapkan di seluruh lembaga pemasyarakatan yang lain. Ia mengajak pengusaha untuk membuka peluang investasi dengan mengandalkan sumber tenaga dari para narapidana.
Lapas Porong bekerjasama dengan CV Bahari Mitra Surya memproduksi mebelair berupa almari, tempat tidur dan rak. Seluruh hasil produksi diekspor ke Jepang. "Kerjasama sejak 1990," kata manager produksi CV Bahari Mitra Surya, Arwan. Ia juga mengakui kualitas hasil produksi para narapidana tak kalah dengan buruh pabrik.
Selain itu, para narapidana juga diberi upah sesuai dengan upah minimum Kabupaten Sidoarjo. Perbulan, kata Arman, total produksi mebelair sebanyak dua kontainer dikirim ke Jepang.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Porong, Kusnin menjelaskan para narapidana yang dipekerjakan rata-rata hukumannya antara 5-15 tahun. Sebelum dipekerjakan, mereka mendapat pelatihan khusus agar menyesuaikan dengan permesinan serta menjaga kualitas produksi. "Selain mendapat upah, mereka juga mendapat ilmu," katanya.
EKO WIDIANTO