Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tempat Pelelangan Ikan Ditutup karena Nelayan Tak Melaut

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, CIlacap - Tingginya gelombang di perairan selatan Jawa membuat nelayan takut melaut. Akibatnya, beberapa tempat pelelangan ikan terpaksa ditutup sementara karena tak ada ikan yang dijual.

"Sudah tiga hari ini, sedikit nelayan yang pergi melaut karena cuaca buruk," terang Ketua Koperasi Unit Desa Mina Saroyo Cilacap, Untung, Kamis (14/1).

Untung mengatakan dua dari delapan tempat pelelangan ikan di Cilacap sudah berhenti beroperasi sementara. Ditutupnya tempat pelelangan ikan itu disebabkan tidak adanya pasokan ikan dari nelayan lagi.

Ia menyebutkan saat ini nelayan sedang memasuki masa paceklik. Biasanya, masa paceklik dimulai bulan ini hingga bulan April.

Tiap harinya transaksi di masing-masing tempat pelelangan ikan saat ini hanya Rp 18 juta tiap hari. Padahal, sebelumnya masing-masing tempat pelelangan ikan bisa mencatat transaksi hingga Rp 400 juta tiap hari. "Ini lebih buruk dari tahun kemarin. Selama setahun TPI total bisa mencatat transasksi hingga Rp 36 miliar," kata dia.

Sepinya tangkapan membuat harga ikan terkerek naik. Ikan Bawal Putih yang biasanya dijual Rp 80 per kilogram, kini harganya sudah mencapai Rp 120 per kilogram.

Prakirawan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan tinggi gelombang di perairan selatan Jawa mencapai 3,5 meter. Sedangkan kecepatan angin mencapai 55 kilometer per jam. "Ini berbahaya untuk seluruh jenis pelayaran. Nelayan dihimbau untuk tidak melaut," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari Kebumen, akibat cuaca buruk sekitar 1.000 nelayan tak pergi melaut. "Dari total 1.500 nelayan, hanya 500 nelayan yang berani melaut," terang Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kebumen, Sadiman.

Sadiman mengatakan nelayan yang nekat melaut hanya memasang jaring pada pagi hari saat gelombang belum tinggi. "Mereka hanya mencari rajungan, lumayan bisa memperoleh 15 kilogram rajungan," imbuh dia.

Kepala Seksi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kantor Administratur Pelabuhan (Adpel) Cilacap Aher Priyanto mengakui kalau cuaca buruk memang melanda Samudra Hindia. Ombak tingginya dapat mencapai 4 meter dan kecepatan angin sekitar 55 km per jam. "Namun sementara ini kapal-kapal tongkang masih jalan, belum ada yang tertunda. Meski demikian, kami telah meminta kepada para kapten kapal untuk berhati-hati. Jika memang tidak
memungkinan jalan, harus berlindung terlebih dahulu," kata dia.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

1 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

2 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

6 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

6 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

12 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

17 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

25 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

34 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

37 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

37 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.