"Tujuannya menumbuhkan kecintaan produk lokal sejak anak-anak," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surabaya, Endang Tjaturawati, Kamis (14/1).
Usulan ini, kata dia, akan disampaikan ke Walikota Surabaya untuk ditindaklanjuti. "Ini penting karena kesadaran atas kecintaan produk lokal harus dibangun sejak anak berusia dini," ujarnya.
Dengan kecintaan terhadap produk lokal, kata Endang, masyarakat akan lebih memilih menggunakan produk lokal dibandingkan produk impor. Sehingga produk lokal terlindungi pasca diberlakukannya Free Trade Area (FTA) ASEAN-Cina pada Januari 2010 ini.
"Perlindungan tidak hanya melalui kebijakan ekonomi namun pasar juga harus budaya masyarakat yang cinta produk lokal," ujarnya.
Pembatasan impor produk luar, kata dia, tidak akan berpengaruh kalau masyarakat bangga justru bangga menggunakan produk impor.
Kepala Bidang Ekonomi dan Usaha Daerah Pemerintah Kota Surabaya, Widodo Suryantoro, mengatakan usaha-usaha tekstil, makanan, sepatu dan otomatif terancam gulung tikar kalau masyarakat lebih memilih produk luar yang lebih murah.
Namun yang berperan besar dalam perekonomian, kata dia, adalah para distributor barang. "Mereka adalah pelaku yang mempengaruhi barang beredar di pasar," ujarnya.
DINI MAWUNTYAS