Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Tua Bayi yang Hilang Mengadu ke Komnas Anak

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Orang tua bayi yang hilang dari ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Semarang, Jawa Tengah, mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak, Sabtu (9/1).

Dwi Setyowati dan Muhammad Yahro, orang tua sang bayi, asal Dusun Bogosari, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, meminta bantuan Komnas Anak untuk menuntut pertanggungjawaban pihak rumah sakit atas hilangnya bayi mereka dari ruang perawatan. "Saya mau anak saya, sampai mati tidak bisa digantikan dengan anak lain," kata Dwi, meneteskan air mata.

Pasangan suami-istri ini menolak tawaran rumah sakit yang, menurut mereka, akan mengganti bayi yang hilang itu dengan bayi lain dan uang santunan Rp 50 juta.

Sekretaris Jenderal Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menjelaskan, Rumah Sakit Umum Daerah Semarang pekan depan akan dipanggil untuk dimintai keterangan. "Ini bukan musibah, tapi kejahatan yang harus diungkap," kata Arist di kantornya kemarin.

Menurut Arist, rumah sakit harus bertanggung jawab atas hilangnya bayi tersebut. "Mana bisa bayi hilang diganti dengan bayi lain," kata Arist.

Sebelumnya, kata Arist, rumah sakit menolak bertanggung jawab atas hilangnya bayi bernama Muhammad Faza Azzahra itu dari ruang perawatan kelas III Sri Kandhi rumah sakit itu. Alasannya, kejadian itu merupakan musibah.

Pihak rumah sakit belum bersedia memberikan penjelasan soal kasus hilangnya bayi itu. Seorang petugas bagian informasi yang dihubungi Tempo tak bersedia menghubungkan dengan pihak berwenang di rumah sakit itu. "Semua lagi keluar. Untuk penjelasannya, Senin saja datang ke sini," katanya kepada Tempo kemarin.

Dwi menjelaskan, peristiwa itu berawal pada 22 Oktober 2009. Saat itu Dwi menyerahkan bayinya kepada perawat untuk dimandikan. Sambil menunggu bayinya yang baru berusia dua hari itu selesai dimandikan, ia diminta turun dari tempat tidur untuk berlatih jalan agar segera sembuh dari luka akibat caesar saat melahirkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, setiba di lorong ruang perawatan, ia melihat tempat tidur bayinya telah kosong. Baju kotor dan baju gantinya dibiarkan tergeletak. Dwi lalu menelepon suaminya. Karena jawaban rumah sakit tak memuaskan, malamnya mereka melaporkan peristiwa itu ke Kepolisian Resor Semarang Selatan. Namun hingga kini tak ada jawaban.

Menurut Dwi, seorang pengunjung pasien bersaksi ada seorang wanita yang membawa bayi dengan tergesa-gesa. Perempuan berambut ikal dengan tinggi sekitar 150 sentimeter itu berjalan keluar membawa bayi itu dari ruang perawatan Sri Kandhi tanpa ada yang mencegah.

Komisi menilai ada sejumlah kejanggalan dalam peristiwa itu, di antaranya soal adanya foto bayi tersebut padahal orang tuanya belum pernah memfotonya. Namun, setelah bayinya hilang, Dwi memperoleh foto dari seorang wartawan. Pihak rumah sakit pun memberikan foto yang sama kepada Dwi.

AQIDA SWAMURTI | MARIA H

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

23 jam lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

17 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

25 hari lalu

Penanganan kasus pengeroyokan di SMP Negeri 13 Terititip, Balikpapan Timur. Instagram/PolsekBppntimur
Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya


Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

27 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.


Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

27 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong


KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

37 hari lalu

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.


FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

37 hari lalu

Binus School Serpong. serpong.binus.sch.id
FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.


Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

37 hari lalu

Mobil yang dinaiki Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tiba di Binus School Serpong pasca viralnya berita perundungan siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan ini menyebabkan korbannya dirawat di rumah sakit. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.


Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

54 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.


Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

57 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pencabulan oleh lansia terhadap tiga anak di bawah umur di Matraman. Polisi kini menahan tersangka di Polres Jakarta Timur, Selasa, 30 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

Tersangka pencabulan anak di Matraman disebut memiliki ketertarikan terhadap anak-anak meski tidak menikah.