Legislator yang lebih dikenal dengan panggilan Eko Patrio ini menyebutkan, pada tahun 2007 jumlah pengangguran di Kabupaten Madiun mencapai 45 ribu orang. Jumlah ini melonjak menjadi 387 ribu orang pada tahun 2008.
Menurut dia, pemerintah telah keliru menerapkan model pendidikan. Sekolah yang tersedia lebih banyak didasarkan pada kemampuan pengetahuan umum, tidak menjurus pada keahlian kerja tertentu. Sehingga sebagian besar lulusannya tidak siap dalam memasuki dunia kerja.
Dia menghimbau agar pemerintah menambah jumlah sekolah menengah kejuruan yang ada di Madiun. Cara ini dinilai lebih efektif untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Bupati Madiun, Muhtarom mengatakan jumlah sekolah menengah kejuruan di Madiun lebih sedikit dibanding dengan Sekolah Menengah Atas. Sehingga, banyak pelajar yang awalnya berniat mendaftar di sekolah kejuruan beralih memilih sekolah menengah atas. “Jumlahnya memang tidak seimbang,” kata dia.
Sejauh ini, lanjut dia, pemerintah telah berupaya untuk menambah jumlah sekolah menengah kejuruan untuk lebih banyak menghasilkan lulusan yang siap kerja. Tetapi, upaya ini belum berjalan maksimal. “Masih (dalam tahap) merintis,” kata dia.
Kurangnya jumlah sekolah kejuruan di Kabupaten Madiun membuat sebagian besar calon pelajar memilih bersekolah di Kota Madiun. Dengan luas wilayah yang lebih kecil dibanding dengan Kabupaten Madiun, Kota Madiun memiliki lebih banyak sekolah kejuruan.
Hal ini disampaikan oleh Walikota Madiun Bambang Irianto menanggapi pernyataan Bupati Madiun Muhtarom. Sebanyak 70 persen pelajar yang bersekolah di Kota Madiun, kata dia, bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Madiun.
ANANG ZAKARIA