TEMPO Interaktif, Jakarta - Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Makassar ke Papua mengalami gangguan yang diakibatkan cuaca buruk. Kapal tanker Pertamina dari Makassar menuju Papua setelah transit di Terminal Depo Meyame Ambon terpaksa merapat ke pulau kecil antara Ambon dan Papua. Itu dilakukan karena gelombang laut di Perairan Arafuru mencapai tiga meter.
Akibatnya, perjalanan kapal Tanker Pertamina yang memuat BBM dari Terminal Depo Meyame Ambon ke sejumlah depo di Papua mengalami keterlambatan dari yang bisanya lima hari sekali menjadi 7 - 8 hari sekali. "Kapal tanker yang mengangkut BBM ke daerah itu terpaksa merapat di pulau kecil antara pulau Ambon dan Papua," kata Ferdi Novianto, kepada tempo, Minggu (13/12) .
Dia mengatakan kapal tanker Pertamina sulit melintasi Laut Arafuru yang memiliki gelombang laut yang tinggi saat musim hujan. Untuk mengantisipasi hal itu, kapal tanker terpaksa merapat ke pulau kecil sambil menunggu gelombang laut kembali normal. "Cuaca buruk biasanya memperlambat pasokan dua hingga tiga hari," ujar dia.
Akibatnya, sejumlah depo di Papua terlambat memperoleh pasokan dari Makassar dan Ambon. Kebutuhan BBM Papua memang sedikit dibanding dua daerah lainnya di kawasan timur Indonesia seperti Makassar dan Ambon. "Untuk Papua konsumsi BBM hanya sekitar satu persen dari konsumsi Nasional atau sebanyak 1.400 kilo liter," kata dia.
Dia menambahkan depo yang paling sering mengalami keterlambatan pasokan BBM di Papua yaitu Depo Timika milik swasta yang disewa Pertamina. "Depo Timika berada di selatan Papua, lebih jauh lagi pengirimannya," tutur dia.
Dia mengatakan Pertamina telah mengantisipasi masalah itu dengan membagi kuota perhari dari stok yang tersedia. Misalnya, setiap pengiriman BBM ke Papua sebanyak 1.000 kiloliter per lima hari, maka jumlah itu dibagi menjadi lima hari berarti 200 kiloliter perhari total yang harus dikeluarkan semua Depo yang ada di Papua.Tetapi kalau terjadi keterlambatan pasokan BBM tiga hari oleh kapal Tanker maka jumlah 1.000 kiloliter itu dibagi delapan hari, berarti sekitar 115 kiloliter total yang harus disalurkan oleh semua depo ke masyarakat.
Konsumsi BBM dari jenis premium, solar dan minyak tanah Sulawesi Selatan mendominasi quota Kawasan Timur Indonesia sebesar 48 persen. Dari jumlah itu, konsumsi BBM Makassar sebesar 27,4 persen.Untuk memperlancar penyaluran BBM ke masyarakat Sulawesi Selatan, Jumlah SPBU telah mencapai 312 unit, 230 agen premium serta 288 agen minyak tanah.
INDRA O Y