TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Peringatan hari Hak Asasi Manusia yang jatuh pada hari ini, Kamis, (10/12) diperingati mahasiswa dari berbagai elemen. Kecewa karena hanya ditemui oleh dua anggota dewan, mahasiswa kemudian meludahi gedung dewan.
“Mari kita kita ludahi gedung ini ramai-ramai,” ajak Koordinator Aksi Front Perjuangan Rakyat (FPR) Andi Firman saat melakukan aksinya di gedung Dewan PerwakilanRakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, (10/12).
Ajakan ini disambut oleh peserta aksi yang kira-kira berjumlah 70-an orang. Peserta aksi bergantian meludahi gedung dewan.
Dalam aksinya, mahasiswa FPR, meminta agar pemerintah bernai mengusut kasus pelanggaran HAM. Andi mencontohkan, banyak terjadi penindasan HAM di berbagai daerah seperti kasus Mbah Minah, petani Sumsel yang ditembaki Brimob, juga kasus Pak Tukijo seorang petani Kulonprogo dikriminalisasikan oleh aparat penegak hukum.
“Ini karena pemimpin negeri ini adalah sosok pelanggar HAM itu sendiri," kata Andi.
Setelah FPR, aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Yogyakarta, dan Forum Mahasiswa Yogyakarta juga menyerukan agar pemerintah pengusut tuntas kasus pelanggaran HAM. “Karena sampai detik ini masih banyak kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan, bahkan ada upaya menghilangkan kasus-kasus tersebut dari pantauan masyarakat,” ungkap Danang Tri.
Dia mencontohkan kasus pelanggaran HAM itu antara lain, Semanggi I dan II, Kasus Tanjung Priok, Tragedi 1998, Trisaksi dan Kedung Ombo.
Menjelang siang datang lima orang mahasiswa dari BEM Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) yang juga melakukan aksinya. “Meski hanya lima orang kami juga semangat memperingati HAM,” kata seorang mahasiswa.
Aksi massa ini diterima oleh wakil ketua DPRD DIY, Sukedi, Arif Rahman Hakim, dan Nur Sasmito. Kepada mahasiswa, ketiganya mendukung apa yang dilakukan mahasiswa. “Jangan ada pelanggaran HAM di DIY,” katanya. Arif minta agar kasus HAM mengenai kematian Udin, diusut kembali.
BERNADA RURIT