TEMPO Interaktif, Denpasar -Kepolisian Daerah Bali membuat pengamanan khusus mengantisipasi aksi unjuk rasa memperingati Hari Anti Korupsi Internasional, 9 Desember 2009. Apalagi kegiatan itu berdekatan dengan pelaksanaan Bali Democracy Forum (BDF) II di Nusa Dua, 10-12 Desember mendatang.
Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sutisna, usai gelar pasukan Kodam IX/Udayana, Selasa (8/12) mengatakan pihaknya melakukan pengamanan khusus untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Pihaknya, kata dia, menurunkan 2 pleton pasukan Pengendalian Massa dan pasukan Brigade Mobil. Mengenai kegiatan unjuk rasa itu, lanjut Kapolda, pihaknya tidak melarang. ‘’Demo itu hak untuk menyampaikan pendapat, selama mengikuti prosedur,’’ katanya.
Menurut Kapolda, pihaknya tidak memfokuskan pengamanan di titik-titik tertentu. Namun hanya melakukan deteksi dini. Kata Kapolda, sarana prasarana mengantisipasi aksi juga sudah disiapkan. Seperti misalnya Communication Mobile, mobil dan peralatan yang paling canggih, sehingga kegiatan itu bisa dipantau dari Jakarta . Sementara untuk mengamankan BDF, Polda Bali mengerahkan 556 personelnya.
Berdasarkan informasi dari Polda Bali, rencananya pada 9 Desember akan ada setidaknya dua kegiatan unjuk rasa. Masing-masing dari elemen mahasiswa, Liga Mahasiswa Nasionalis untuk Demokrasi dan Masyarakat Anti Korupsi.
Sedangkan Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Hotmangaradja Pandjaitan mengatakan, pihaknya mengerahkan semua personelnya untuk mengamankan pelaksanaan BDF. Dia berharap, tidak ada kegiatan yang mengganggu kelancaran pelaksanaan BDF. Mengenai kemungkinan aksi pada 9 Desember, dia berharap masalah di Jakarta tidak dibawa ke Bali . Karena Bali digunakan sebagai tempat sidang yang dihadiri banyak negara dan kepala negara. ‘’Jangan menimbulkan aib di dalam pekarangan sendiri,’’ ujarnya.
Pangdam juga menegaskan, pihaknya akan membantu petugas Kepolisian Daerah Bali apabila ada kegiatan unjuk rasa memperingati Hari Anti Korupsi Internasional pada 9 Desember nanti. Menurut Pangdam, kegiatan pengamanan masyarakat itu merupakan wilayah petugas polisi di Polda Bali . ‘’Kami membantu, kalau Polda bergerak, Kodam juga bergerak untuk mengimbangi,’’ ujarnya,
Pangdam menegaskan, pihaknya akan menjaga tempat-tempat di pergerakan obyek VVIP dan kelancaran berkendaraan. Kata Pangdam, pihaknya menjaga segala kemungkinan, termasuk batu atau granat yang bisa dilempar ke dalam mobil. Karena, imbuh Pangdam, belakangan ini aksinya mulai aneh-aneh, mulai lempar sepatu sampai batu. ‘’Kami tidak akan memberikan peluang dan resiko, karena itu akan ketat dalam hal ini,’’ tegasnya.
Kegiatan BDF merupakan pertemuan tahunan tingkat Menteri Luar Negeri di kawasan Asia Pasifik. Dalam pertemuan akan dibahas peluang kerjasama internasional di bidang demokrasi dan pembangunan politik. Pertemuan tersebut akan dihadiri delegasi dari 53 negara yang dipimpin 14 Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan. Juga akan hadir 25 pejabat setingkat Menteri dan 14 observer. Rencananya acara ini akan dibuka Presiden RI , Susilo Bambang Yudhoyono. Juga ada tiga Kepala Negara setingkat Kepala Pemerintahan yang menyatakan hadir, masing-masing dari Jepang , Brunei dan Timor Leste.
NI LUH ARIE SL