TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Mantan gerilyawan memperingati milad atau hari jadi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-33 dengan doa bersama dan kenduri bersama anak yatim di seluruh Aceh, Jumat (04/12).
Di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, acara peringatan dipusatkan di Makam Pahlawan Nasional, Tgk Chik Di Tiro, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar. Tampak mantan juru bicara GAM, Sofyan Dawood, dan anggota legislatif Aceh dari Partai Aceh.
Baca Juga:
Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) - organisasi mantan gerilyawan, Tgk Muchsalmina, mengatakan peringatan tersebut dilakukan untuk mengenang para anggota GAM yang dulunya meninggal saat konflik, juga pejuang Aceh masa penjajahan Belanda.
"Peringatan hanya dengan doa bersama, kenduri, dan memberikan santunan kepada anak yatim korban konflik," ujarnya.
Menurutnya, anggota KPA di seluruh wilayah Aceh juga diimbau untuk menggelar doa bersama di daerah masing-masing.
Pihaknya juga membuat amaran untuk seluruh masyarakat, agar tidak mengibarkan bendera ataupun simbol-simbol perlawanan GAM dulunya, karena saat ini Aceh sudah damai. "Kalau ada yang melanggar dan tertangkap, harus berhadapan dengan hukum dan pihak kepolisian," ujarnya.
Milad GAM ke-33 adalah yang kelima kalinya diperingati dalam masa damai, setelah kesepakatan damai MoU Helsinki lahir pada 15 Agustus 2005 silam.
GAM diproklamirkan pada 4 Desember 1976 oleh deklarator gerakan kemerdekaan Aceh itu, Tgk Hasan Tiro. Sebelum damai, peringatan milad selalu diadakan dengan upacara militer di hutan-hutan, tempat GAM bermarkas.
ADI WARSIDI