Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Papua Nugini Kembalikan 141 Warga Papua ke Indonesia

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jayapura - Pemulangan warga Indonesia asal Papua dari Negara Papua Nugini akhirnya dilakukan dalam dua penerbangan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU di Hanggar TNI AU Sentani, Jayapura, Papua, Kamis (19/11). Kloter pertama berjumlah 68 orang dari Kota Wiwek, Papua Nugini, tiba pada pukul 10.40 WIT dan kloter kedua berjumlah 73 orang dari Port Moresby, ibukota Papua Nugini, tiba pukul 15.00 WIT.

Menurut Sutrisno, Dirjen Pembinaan Umum Departemen Dalam Negeri, para warga yang direpatriasi dari Papua Nugini ini akan di tempatkan di Asrama Balai Latihan Kerja Provinsi Papua selama beberapa hari.

"Selain untuk mengurus dokumen dan pendataan identitas, juga dipersiapkan agar setiap kabupaten telah mempersiapkan lokasi tempat tinggal dan pekerjaan. Sebab mereka saudara kita juga. Diharapkan pemerintah kabupaten dapat mempersiapkan dan melayaninya dengan baik. Mereka tak mendapat perlakuan khusus, sama dengan warga lainnya," katanya, Kamis (19/11).

Selain pemulangan pada Kamis (19/11) ini, nantinya pada 22 November juga akan dilakukan repatriasi tahap kedua dengan jumlah sekitar ratusan orang. Sebab sebelumnya, dari data Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua, jumlah sementara warga Indonesia di Papua Nugini yang akan direpatriasi ada sekitar 700-an orang. Mereka ini berasal dari beberapa kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

"Setelah diidentifikasi wilayah asalnya, sekitar tiga hingga lima hari, masing-masing bupati asal daerah mereka akan menjemputnya. Tapi ada juga diantar ke kabupaten atau kota masing-masing. Setelah sampai mereka di tempat asalnya, bupati atau walikota mereka bisa mempertemukan mereka dengan keluarga besar masing-masing. Sehingga mereka bisa hidup sebagaimana mestinya, bergabung dengan keluarga besar mereka," jelas Sutrisno.

Sedangkan Staf Ahli Bidang Polkam Menkokesra, Doddy Budiatman mengatakan, pemerintah sudah sejak lama ingin memulangkan para repatriasi ini dari Papua Nugini. Hanya saja karena sesuatu hal, baru kali ini dapat dilaksanakan. "Walaupun prosesnya panjang, presiden selalu menanyakan kapan dilaksanakan repatriasi ini. Makanya, kami menghimbau saudara-saudara kita yang ada di gunung-gunung, maupun di mana saja di dalam negri dan luar negri yang dulu berseberangan untuk kembali membangun Papua," katanya, Kamis (19/11).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu warga yang ikut dalam pemulangan itu bernama Benyamin Adolf Prawar (60 tahun) mengatakan, dirinya sudah 30 tahun berada di Papua Nugini dan sempat bekerja selama 13 tahun di Papua New Guinea Produk yang berhenti tahun 2000 lalu. "Setelah itu, saya hanya tinggal di rumah saja di daerah bernama Bulolo di Kota Lae, Papua Nugini. Selama tinggal di Papua Nugini, ada banyak kesulitan yang dihadapi, kami sering ditipu. Sehingga ketika ada tawaran kembali ke tanah kelahiran di Provinsi Papua, Indonesia, saya merasa senang sekali," paparnya.

Benyamin mengaku, dirinya lari dari Papua, Indonesia ke Papua Nugini di tahun 1979 akibat persoalan politik. Kini telah memiliki enam orang anak dari perempuan asal Papua Nugini yang saat ini dibawah ke Papua.

"Ketika itu persoalan politik di Papua memanas, sehingga saya lari masuk ke Papua Nugini lewat perbatasan di Wutung. Selama berada di Papua Nugini, saya masih berstatus warga negara Indonesia. Sebenarnya di tahun 2005, sudah ingin kembali ke Papua,tapi tak punya uang dan masih takut. Saat ini saya sudah sangat lega, bisa kembali ketemu keluarga. Saya ingin tinggal di Biak atau Manokwari," ujar pria asal Kota Biak itu.

CUNDING LEVI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

26 Mei 2019

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill.[REUTERS]
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.


PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

30 September 2016

Massa dari Aliansi Mahasiswa Papua mengenakan baju adat Papua saat menggelar aksi
PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.


Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

9 September 2016

PM Papua Nugini Michael Somare. telegraph.co.uk
Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.


Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

30 Mei 2016

Octovianus Mote. pacific.scoop.co.nz
Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.


Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

26 Mei 2016

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter Charles Paire O'Neill beserta istri Lynda May Babao. TEMPO/Subekti
Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.


Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

26 Mei 2016

Peter O'Neill. AP/Mary Altaffer
Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).


Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

27 April 2016

Ilustrasi imigran gelap. ANTARA/Asep Fathulrahman
Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.


Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

26 Februari 2016

Ilustrasi. gizmodo.com
Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.


Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

27 Januari 2016

Suku Huli Wigmen ini terkenal dengan hiasan kepala yang dibuat dari rambutnya sendiri hidup di Papua Nugini. Di pulau yang sama juga hidup suku terasing yang terkenal dengan ornamen ukirannya yaitu suku Dani dan Asmat dari Papua, Indonesia. Dailymail.co.uk/Jimmy Nelson
Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.


Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

14 September 2015

Monumen persahabatan antara dua negara di perbatasan Indonesia - Papua Nugini, 26 Juli 2015.  TEMPO/Maria Rita Hasugian
Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.