TEMPO Interaktif, BANDUNG - PT Biofarma akan memulai pembangunan fasilitas pabrik vaksin Swine Flu atau flu babi. "Kami akan mulai pembangunan pada 16 November ini," kata Presiden Direktur PT Biofarma Iskandar di Bandung, Rabu (11/11).
Lewat program Turn-Key, perusahaan itu ditugasi pemerintah pusat menyiapkan vaksin flu babi. Terutama menghadapi skenario terburuk pandemi ganas penyakit itu di Indonesia. Fasilitas yang dibangun tak hanya pabrik vaksin, tapi juga fasilitas penyediaan telur steril untuk pembibitan vaksin itu.
Pabrik vaksin itu akan dibangun di lahan kosong milik perusahaan itu di Jalan Pasteur, Bandung. Berupa bangunan 3 lantai di lahan seluas 5 ribuan meter persegi. Selain itu juga peternakan canggih di Cisarua, Lembang, seluas 8 ribu hektare. Lahan itu untuk memproduksi telur steril dari bibit ayam yang didatangkan khusus dari Jepang.
Anggaran yang disiapkan Rp 1,3 triliun untuk pembangunan fisik dua fasilitas itu. Biofarma sendiri sudah mengantongi Rp 700 miliar dana itu. Sisanya akan dikucurkan tahun depan. Selain itu, juga ada dana hibah senilai US $ 3,5 juta dari WHO untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia , termasuk tranfer pengetahuan soal pembuatan vaksin itu.
Menurut Iskandar, sudah disepakati oleh Komite Imunisasi Nasional, benih vaksin yang akan dikembangkan adalah dari WHO. Benih itu diperoleh dari isolasi virus yang menyebar di California. Namun pihaknya masih menunggu hasil pembenihan virus flu babi lokal yang kini dikembangkan di Universitas Airlangga.
Iskandar mengatakan, bibit vaksin dari WHO sendiri punya kelemahan yakni sulit membibitkannya. Untuk mendapat satu dosis vaksin flu babi dibutuhkan telur steril antara 2-3 butir. Padahal idealnya 1 dosis membutuhkan 1 vaksin. Kebutuhan telur sendiri diperkirakan bisa mencapai 35 juta butir. "Kita akan coba outsourcingkan," kata Iskandar.
Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan, telur semacam itu belum bisa diproduksi di Indonesia. Dia berencana, akan menjajaki pengembangan peternakan itu.
Pemerintah provinsi menawarkan diri untuk ikut andil dalam pengembangan vaksin itu. "Kalau memungkinkan kita akan menyertakan modal lewat BUMD kita, kalau tidak bisa ngak apa-apa," kata Heryawan.
Heryawan berharap, Jawa Barat akan mendapatkan jatah pertama dari vaksin itu jika selesai diproduksi nanti karena perusahaan itu berada di wilayahnya. Kebutuhan vaksin itu, tuturnya, akan besar mengingat tahun depan misalnya pemerintah arab Saudi sudah mensyaratkan vaksin flu babi salah satu vaksin wajib bagi calon jamaah haji selain vaksin flu burung dan meningitis.
AHMAD FIKRI