TEMPO Interaktif, Garut - Almarhum Duta Besar Indonesia untuk Meksiko, Honduras, dan Kosta Rika, Andung Abdullah Nitimihardja dimakamkan di kampung halamannya yang berada di Kampung/Desa Citangtu Rt 01 Rw 10, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (25/10) sekitar pukul 07.00 WIB.
Jenazah dikebumikan di pemakaman keluarga tepat di samping kedua orang tuannya. Sebelum dimakamkan jenazah disemayamkan dan disalatkan terlebih dahulu di Masjid Al Fath. Dalam acara pemakan tersebut tampak hadir Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Melba Pria. Namun tidak ada satu pun petinggi Negara yang hadir. Mereka hanya mewakilkannya termasuk Gubernur Jawa Barat dan Bupati Garut.
Dalam sambutannya Melba, menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga. Dia pun mengucapkan terima kasih atas jasa alharhum yang telah membina hubungan baik antara Indonesia dengan Meksiko. “Saya atas nama rakyat Meksiko menyampaikan belasungkawa yang mendalam,” ujarnya usai pemakaman.
Mantan Menteri Perindustrian itu meninggal dunia dalam usia 59 tahun di Meksiko, pada Rabu (21/10) sekitar pukul 21:00 waktu setempat. “Saya merasa kecolongan karena tidak ada detik-detik terakhir seperti orang yang mau meninggal pada umumnya,” ujar istri Almarhum Dian Aviana, 48 tahun usai pemakaman.
Menurutnya, almarhum meninggal dunia dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan apa pun. Kematiannya diduga akibat kelelahan, karena banyak bepergian ke luar kota di Meksiko untuk menjalin diplomasi.
Sebelum meninggal Almarhum sempat bermain bola dengan jajaran departemen luar negeri Meksiko pada Rabu (21/10) sekitar 17.00 waktu setempat. Setelah bermain selama 20 menit, Dia mengeluhkan sakit otot di bagian belakang. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sementara tekanan darahnya 100/60. “Mungkin itu karena penyakit darah tingginya,” ujarnya.
Alharhum pun akhirnya dibawa ke wisma kedubes. Sesampainya di sana sekitar pukul 20.30, dia pun meminta ingin dipijit. Namun saat diraba kakinya sudah terasa dingin. Dia pun kemudian dilarikan ke rumah sakit Rumah Sakit Espanyol, sesampai di rumah sakit sudah tidak bernafas lagi.
Keesokan harinya, jenazah diterbangkan dengan menggunakan pesawat Aero Mexico sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Setelah melakukan perjalanan selama 28 jam, jenazah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu sekitar Pukul 20.00 WIB. Setelah diterima oleh Mentri Perindustrian M.S Hidayat, jenazah langsung di bawa ke Garut dan tiba sekitar pukul 02.00 WIB pada Minggu dini hari. “Bapak ingin dimakamkan di sini, lingkungan dia kecil dulu,” ujar Dian.
Kepergian Andung, membawa duka yang mendalam bagi keluarganya. Begitu juga dengan keponakannya Nicky Astria. Dia tak kuasa menahan tangisnya saat jenazah dimasukan ke liang lahat.
Menurut pelantun lagu Jangan Ada Angkara ini, almarhum pamannya merupakan sosok yang selalu menjadi figur dalam keluarga. Selain pandai almarhum pun dikenal orang yang periang semasa hidupnya. “Pamanku ini merupakan kebanggaan keluarga, dia dekat dengan siapa saja. Dia selalu memberikan motivasi kalau aku sedang dalam masalah. Dia juga orang yang pertama panggil aku Nike,” ujarnya dengan haru.
Andung Abdullah Nitimiharja lahir di Bandung, 4 April 1950. Dia menyelesaikan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor dan meraih gelar doktor pada bidang studi pembangunan di Pittsburg State University, Amerika Serikat. Almarhum meninggalkan istri dan dua orang anaknya Andre Andika Adiguna Nitimihardja, 21 tahun dan Ardelia Dea Andini Nitimihardja, 17 tahun.
Semasa hidupnya, Dia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Bersatu I bentukan presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum digantikan oleh Fahmi Idris pada perombakan kabinet 5 Desember 2005.
SIGIT ZULMUNIR