TEMPO Interaktif, Bandung - Seorang warga Bandung, Ny. Il, 65 tahun, menjadi pasien flu babi terlama yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin, Bandung. Hingga hari ke-20 ini, virus flu babi masih bersarang di tubuhnya. "Masih ada (virus) di tinjanya," kata Ketua Tim Infeksi Khusus dr. Hadi Yusuf, Rabu (30/9).
Menurut dia, pada sampel apus di tenggorokan, virus itu sudah negatif alias tidak ada. Artinya, virus itu masih bertahan di tubuh pasien namun tidak sampai mengganggu fungsi organ-organ tubuh lainnya. "Tidak ada komplikasi, tidak mengganggu fungsi organ," ujarnya.
Tim dokter kemarin mulai melepas alat bantu pernafasan yang dipasang sejak pasien masuk kamar isolasi khusus di ruang Flamboyan. Jika kondisinya terus membaik, tim dokter berencana memindahkannya ke ruang lain.
Hadi mengatakan, lamanya kesembuhan pasien itu karena usianya yang sudah tua. Daya tahan tubuhnya tidak bisa secepat pasien berusia muda ketika melawan virus. Sedangkan pada anak balita, katanya, virus flu babi baru benar-benar lenyap setelah 21 hari.
Ny.Il dirawat sejak 10 September lalu. Saat datang, menurut anggota tim dr. Primal Sudjana, pasien dalam kondisi yang tidak baik. Selain suhu badan panas dan batuk, janda tua itu mengidap pneumonia dan memiliki gangguan jantung. Karena dianggap berisiko besar, warga daerah Sukahaji, Bandung, itu kemudian dimasukkan ke ruang Flamboyan.
Dari keterangan pihak keluarga, pasien dilaporkan tidak memiliki riwayat kontak dengan babi, unggas, atau orang yang terkena flu. Keluarga yang menunggui pasien pun mengaku bingung. Tatang Mulyana, anak pasien, mengatakan kondisi tubuh Ny. Il sejak dua bulan terakhir memang merosot. Bobotnya pun susut karena ia mudah letih dan sering batuk. "Sebelum dibawa kesini, sempat sakit demam dan batuk dua hari," katanya. Tatang mengakui orang tuanya memiliki radang paru-paru.
Selain Ny. Il, pasien ruang Flamboyan kini bertambah dengan masuknya seorang yang diduga flu babi kemarin. Menurut dr.Hadi Yusuf, Tn. DK, 59 tahun, mengalami panas, flu, dan trombosit darah menurun sepulangnya dari Hongkong empat hari lalu. "Sekalian kita periksa kemungkinan demam berdarah," katanya.
ANWAR SISWADI