TEMPO Interaktif, Palu - Sejumlah sekolah dalam semua tingkatan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, merasa terganggu proses belajar mengajarnya karena banyaknya siswa yang minta izin dengan alasan sakit. Namun sekolah-sekolah tersebut belum sampai meliburkan murid dan siswa mereka.
Di Sekolah Dasar Negeri Inti 6 Lolu, Palu Timur misalnya, tiap hari dalam satu kelas paling sedikit ada enam muridnya yang minta izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Menurut wakil kepala sekolah tersebut, Sarkam Abdur Razak, dalam dua pekan terakhir ini, lebih banyak yang izin di banding beberapa bulan sebelumnya. Murid –murid yang sakit itu kebanyakan demam, sakit kepala dan muntah-muntah. "Kadang enam orang atau lebih, tiap hari anak-anak sakit. Kami juga kasian,” katanya, Selasa (11/8).
.
Dia mengatakan pihaknya tidak mencatat murid-murid yang sakit di tiap kelas, tapi laporan dari wali kelas 4 A Senin (10/8) kemarin, ada empat siswa yang sakit. Belum lagi ada murid yang sudah sembuh tapi kemudian terkena lagi virus flu, kemudian sakit lagi.
Wakil kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Palu, Ilhamudin, mengakui banyak siswanya yang sakit saat ini. Namun ia belum bisa memastikan berapa orang yang sakit. Bahkan menurutnya, beberapa guru di sekolah tersebut juga menderita sakit Flu. Ia juga menambahkan, di Sekolah Dasar Negeri Tanah Monindi, saat ia bertandang ke sekolah tersebut, memperoleh informasi sekitar 20 siswa dari sekolah tersebut yang izin tidak masuk kelas karena sakit.
Guru jaga Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Palu, Budi Sumarto, mengatakan, “ada 30 murid untuk hari ini tidak masuk karena sakit. Tapi, ada murid juga yang sudah masuk kelas untuk beberpa mata pelajaran, tiba -tiba izin pulang karena sakit. Namun, itu belum dimasukkan dalam data, “ katanya.
Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu, Andi Patongai, mengkhawatirkan hal tersebut. Dia berencana akan memanggil Dinas terkait untuk membahas masalah ini, untuk mengetahui penyebab virus flu yang mewabah ini. “Kita tidak tahu virus apa ini, jangan-jangan virus flu babi, atau apa, kita semua bingung,” kata Andi Patongai.
Dia berencana mengusulkan kasus serangan virus ini, sebagai Kejadian Luar Biasa, karena sudah hampir merata diseluruh wilayah kecamatan. Andi menyesalkan pihak Dinas Kesehatan terkesan abai melihat serangan virus ini. “Serangan flu ini ada di 13 provinsi, Jawa Barat sudah menetapkan status KLB, tapi Dinas Kesehatan masih tenang-tenang saja,” ujarnya gelisah.
DARLIS