TEMPO Interaktif, Jakarta - Pasca penggerebekan rumah di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, pangamanan di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditingkatkan. Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Djoko Santoso mengatakan hal itu secara otomatis dilakukan sebagai penyesuaian terhadap perkembangan situasi. “Itu otomatislah, “ kata Djoko dalam acara lomba lari 10 kilometer dalam rangka hari ulang tahun TNI ke-64 di Lapangan Silang Monas Jakarta, Minggu (9/8).
Dalam penggerebegan di Jati Asih ditemukan ratusan kilo bahan peledak pembuat bom yang rencananya bom itu akan disasarkan ke kediaman pribadi SBY pada 14 hari setelah 1 Agustus.
Menurut Djoko dalam situasi seperti ini otomatis akan ada penyesuaian-penyesuaian langkah pengamanan. Baik untuk VVIP atau RI1 dan RI 2 maupun pengamanan pada umumnya. “Jadi akan dilihat dari situasi yang dihadapi, yang pasti kami selalu waspada.”
Mengenai berapa jumlah anggota pasukan pengamanan yang ditambahkan pasca kejadian kemarin, Djoko tidak mau menjelaskan. “”Saya tidak akan jelaskan nanti orang tahu,” ujarnya.
TNI, lanjut dia, juga melakukan sistem pendeteksian sebagai rangkaian pengamanan yang dilakukan. Pendeteksian dilakukan melalui satuan komando teritorial dan satuan intelijen. Untuk pencegahannya, lanjut Djoko, pihaknya melibatkan masyarakat. “Misalnya dengan Tentara Manunggal Membangun Desa dan memberikan pemahaman tentang ancaman teror dan bagaimana menghadapinya,” ujar Djoko.
TITIS SETIANINGTYAS