TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Dua siswa-siswi di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, positif tertular flu babi atau virus H1-N1. Kedua anak tersebut masing-masing DS, 14 tahun, dan R,13 tahun, warga Ngraho, dirawat di ruang isolasi Sakura, Rumah Sakit Umum Daerah Dr Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (7/8) siang.
Kedua anak yang tengah menginjak remaja itu, diketahui masuk ke rumah sakit dalam keadaan positif terinfeksi flu babi. Keduanya sempat dirawat di Puskesmas Ngraho, dan diperkuat dengan hasil laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, kemarin. Kondisi kedua pasien mengalami mengalami demam berikut gejala lain, yang mirip gejala flu babi.
Menurut juru bicara rumah sakit Dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, drg Thomas Djaja, keduanya kini masuk kategori pasien perawatan khusus. Mulai dari perawatan, juga perawat berikut dokter yang menangani dalam kondisi tertutup. "Setidaknya agar antisipasi tertular," tegasnya pada Tempo, Jumat (7/8) siang.
Kedua pasien tersebut, tidak perlu harus dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya. Alasannya, pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah menunjuk RSUD Dr Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro, sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk perawatan pasien flu babi. "Jadi ya tetap dirawat disini," tandasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr Haryono mengatakan, telah menyediakan sebanyak 5.000 tamiflu yang dibagi ke 33 Puskesmas yang ada di kabupaten ini. Upaya ini untuk mengantisipasi merebaknya pasien flu babi, terutama untuk penanganan di tingkat kecamatan dan desa-desa.
Sementara itu, pasien berinisial L,13 tahun, santri Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, masih dalam perawatan di RSUD Dr Soegiri Lamongan. Pasien ini, juga dinyatakan positif tertular flu babi.
Data di Dinas Kesehatan Lamongan menyebutkan, sebelumnya sudah ada lima orang yang berstatus diduga flu babi. Tapi, hanya satu yang positif. Jumlah itu belum termasuk pengambilan sample dahak dan cairan hidung terhadap 900 santri di Paciran. Tetapi, semuanya dinyatakan negatif tertular virus penyakit ini. "Baru satu yang positif," tegas Kepala Subdinas Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2PLP) Dinas Kesehatan Lamongan, dr Abdur Rivai.
SUDJATMIKO