"Semua pengelola sekolah sudah diimbau untuk mengurangi kegiatan siswa yang sifatnya banyak menggunakan fisik, sebab di musim kemarau ini para siswa rentan terhadap penyakit flu," kata Syamsury, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Senin (3/7).
Meskipun demikian, kata dia, bukan berarti kegiatan olah raga dilarang, namun porsi jam olah raga dikurangi.Saat ini banyak siswa di Kota Yogyakarta yang terjangkit flu. Namun berdasarkan laporan belum ada yang sakit hingga lebih dari tiga hari.
Sejak minggu kedua bulan Juli para siswa di wilayah DI Yogyakarta banyak yang menderita demam. Hasil dari pengamatan epidemiologi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi DI Yogyakarta, para siswa tersebut menderita flu musiman (seasonal flu). Flu musiman itu disebabkan oleh virus influenza yang tipenya mirip H1N1. Bedanya seasonal flu secara klinis lebih ringan dari H1N1, tidak menyebabkan kematian dan mudah menular.
"Para guru juga harus memperhatikan kesehatan siswa, sebelum terlalu lelah sebaiknya diistirahatkan," kata Syamsury.
Menurut Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Propinsi DI Yogyakarta Akhmad Akhadi, kasus seasonal flu ini diperkirakan sampai puncak kemarau yaitu September 2009 mendatang.
Ia menambahkan, dikhawatirkan terjadi percampuran antara virus seasonal flu dengan virus H1N1 baru (flu babi) yang sudah masuk ke DI Yogyakarta dan sudah sembilan kasus positif H1N1, maka pemerintah propinsi meminta kepada Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X untuk mengeluarkan instruksi gubernur. Salah satu poinnya adalah menginstruksikan kepada kepala dinas pendidikan kabupaten/kota untuk bisa memberikan ijin tidak masuk sekolah bagi anak didik selama minimal lima hari.
"Jangan sampai virus flu biasa tercampur dengan flu babi, maka para siswa sebaiknya diijinkan paling tidak selama lima hari jika sakit flu," kata Akhadi.
MUH SYAIFULLAH