TEMPO Interaktif, Kediri - Tim medis Rumah Sakit HVA Toelongrejo, Kabupaten Kediri merawat dua santri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang diindikasi terjangkit flu babi. Keduanya mengeluh batuk disertai panas tinggi sejak empat hari terakhir.
Kepala Seksi Rekam Medik RS HVA dr Heru Susanto mengatakan korban berinisial AY, 15, perempuan, diterima petugas Unit Gawat Darurat tiga hari lalu. Sedangkan WA, 12, berjenis kelamin laki-laki diterima petugas siang tadi. Keduanya mengalami panas tinggi, batuk, dan nyeri pada tenggorokan hingga sekarang. “Kami mengisolir mereka untuk menghindari resiko penularan,” kata Heru Susanto kepada Tempo, Rabu (29/7).
Penjagaan kedua santri Tebuireng tersebut cukup ketat. Bahkan kedua orang tua pasien dilarang memasuki ruang isolasi mereka. Menurut Heru Susanto, penjagaan ini dilakukan menyusul ditemukannya lima santri Tebuireng yang dinyatakan positif flu babi di RS Dr Soetomo Surabaya.
Menurut dia, kondisi ini bisa terjadi ketika pasien yang bersangkutan berada di daerah pandemi selama tujuh hari berturut-turut. Bahkan dimungkinkan AY dan WA sempat melakukan kontak fisik dengan lima rekan mereka yang dinyatakan positif.
Saat ini pihak rumah sakit tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dan Propinsi Jawa Timur untuk mengurangi kemungkinan penularan wabah A H1N1 di kalangan pondok. Dalam waktu dekat Balai Kesehatan Lingkungan Surabaya akan melakukan pengambilan lendir atas kedua pasien tersebut untuk diperiksa.
Suyoto, ayah WA mengatakan anaknya sempat diperiksakan ke klinik tempatnya bekerja. Atas rujukan dokter klinik, dia melarikan WA ke rumah sakit HVA Pare karena terindikasi flu burung. “Kondisi badannya terus panas,” katanya.
Hal senada disampaikan Sriasturi, ibu AY. Setelah menerima laporan pengurus pondok tentang kondisi putrinya, dia memutuskan menjemput AY untuk dibawa ke rumah sakit HVA Pare.
HARI TRI WASONO