TEMPO Interaktif, CIREBON:--- Seorang pasien penderita kanker tempurung kepala pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) ditolak di RSUD Gunung Jati. Pihak rumah sakit beralasan sang pasien belum waktunya dirawat.
Pasien itu bernama Madya,64, warga Desa Setu, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Ia datang ke RSUD Gunung Jati pada Jumat (19/6) sekitar pukul 10.30 WIB. Pihak keluarga sangat berharap Madya mendapatkan perawatan inap karena kondisinya sudah sangat kritis. Madya selalu menangis kesakitan serta tidak bisa berjalan serta harus dibopong.
Juniri,50, istri Madya mengungkapkan sebenarnya mereka sudah membawa suaminya ke RSUD Arjawinangun "Namun RSUD Arjawinangung merujuk ke RSUD Gunung Jati untuk mendapatkan perawatan karena peralatan di sana tidak mendukung," katanya.
Mereka pun berangkat ke RSUD Arjawinangun ke RSUD Gunung Jati menggunakan angkutan umum. Namun setelah diperiksa oleh dr Susi di RSUD Gunung Jati ternyata suaminya hanya disarankan untuk berobat jalan. "Padahal kondisi suami saya sudah parah, tapi kenapa hanya disuruh rawat jalan," katanya.
Alasannya karena suaminya masih bisa minum sehingga tidak harus rawat inap. "Tapi saya curiga jangan-jangan kami ditolak karena hanya mengandalkan kartu Jamkesmas. Apa karena kami ini dari keluarga miskin? " tanyanya.
Sedangkan Erwin,27, sang anak mengungkapkan jika sang ayah sudah divonis menderita kanker tempurung sejak tiga bulan lalu. "Vonis tersebut merupakan hasil diagnosa Dr Ashad di RSUD Arjawinangun," katanya.
Tapi karena tidak mampu, akhirnya keluarga memutuskan hanya merawat di rumah. Karena semakin parah, akhirnya keluarga membawa Madya ke rumah sakit dengan bekal Jamkesmas. Namun karena ditolak mendapatkan perawatan, sekitar pukul 15.00 WIB, pihak keluarga pun akhirnya membawa pulang Madya.
Sementara itu Direktur RSUD Gunung Jati, Yono Soepriyono, mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan dari dokter di UGD, Madya disarankan pulang karena kondisinya memang masih layak untuk berobat jalan. "Jadi bukan karena kami menolak pasien Jamkesmas," katanya.
Dijelaskan Yono, pihkanya akan mengecek kembali hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter jaga. "Ini kami lakukan untuk memastikan lagi apakah memang pasien tersebut harus rawat jalans aja atau sebaliknya," katanya. Namun Yono menegaskan pihaknya akan tetap terbuka jika ternyata pasien ngotot ingin dirawat jalan. "Jadi tidak benar kami menolak pasien pemegang jamkesmas," katanya.
IVANSYAH