TEMPO Interaktif, Samarinda: Satuan Tugas Ambalat IX Marinir di Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur meningkatkan jadwal latihan militernya. Bahkan, latihan telah difokuskan untuk berperang sesungguhnya jika terjadi kontak senjata dengan tentara diraja Malaysia di perairan Ambalat.
Komandan Pleton Taifib (pasukan elit marinir) di Sebatik, Letnan Dua Marinir Denny Aprianto mengungkapkan, latihan perang yang dilakukan adalah memetakan posisi strategis jika terjadi perang sesungguhnya. Menurutnya, pasukannya telah mendapatkan perintah dari atasan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melaksanakan latihan perang. "Latihan kami sudah fokuskan pada perang, seiring meningkatnya konflik RI-Malaysia di perairan Ambalat," kata Denny yang berhasil dihubungi Tempo dari Samarinda, Ibukota Kalimantan Timur, Selasa (2/6).
Satuan Tugas Ambalat IX Marinir di Sebatik dibawah komando Yonif 3 Marinir Surabaya menurutnya kini disiagakan sebanyak 130 anggota marinir, termasuk pasukan satu tim Taifib sebanyak 7 orang. Ia mengaku dengan latihan yang intensif, seluruh pasukan telah siap berperang, tinggal menunggu perintah dari atasan. "Kami sudah dapat perintah atasan, tingkatkan kewaspadaan," ujar Danny.
Peralatan perang yang sudah dibawa oleh peleton Taifib Marinir itu, diantaranya senjata sniper jenis NPW 20 milimeter dan senjata sniper SPR 7,62 milimeter. Sedangkan persenjataan untuk marinir adalah JPMG atau alat tempur penghancur bangunan serta pos penjagaan sebanyak 10 unit. "Intinya kami tak ingin Indonesia diremehkan oleh Malaysia," kata Danny Aprianto.
FIRMAN HIDAYAT