Presiden tiba di Bandara Internasional Jeju pukul 17.30 waktu setempat didampingi Ibu Ani Yudhoyono. Kemudian disambut oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Republik Korea N.T. Dammen dan Duta Besar Republik Korea untuk RI Kim Ho-young, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Luar negeri Hassan Wirajuda.
Sementara yang ikut mendampingi Presiden Yudhoyono antara lain, Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh, Juru Bicara Kepresidenan Andi Alfian Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.
Selain menghadiri KTT ASEAN-ROK Summit yang digelar 1-2 Juni di International Convention Center Jeju, hari ini Presiden Yudhoyono juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rep Korea Lee Myung-bak dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung. Presiden dan rombongan menginap di The Shilla Hotel, Jeju Island.
Di dalam pesawat Yudhoyono sempat berkeliling dan menyapa rombongan, termasuk wartawan. Ia menyatakan ini merupakan kali pertama presiden mengunjungi Pulau Jeju yang menurutnya terkenal dengan keindahan alamnya.
Bebalut baju hangat (sweater) berwarna coklat, Yudhoyono berkeliling di dalam pesawat kepresidenan jenis Airbus 330-300 yang menerbangkannya ke Korea Selatan. Presiden juga mengingatkan para rombongan untuk menjaga diri masing-masing, mengingat semakin banyaknya korban yang terjangkit flu babi di negara tersebut.
Konferensi tingkat tinggi ASEAN-ROK merupakan perayaan 20 tahun hubungan ASEAN dan Korea Selatan. KTT tersebut direncanakan akan dihadiri kepala negara Korea Selatan dan para kepala pemerintahan dari ke-10 negara anggota ASEAN.
"ASEAN dan Republik Korea memulai hubungan dialog sektoral pada November 1989. Republik Korea kemudian mendapatkan status penuh sebagai Dialog Partner ASEAN pada pertemuan tingkat menteri ASEAN ke 24 pada Juli 1991 di Kuala Lumpur, Malaysia,"ujar Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal dalam keterangan presnya.
Dino menjelaskan, kerjasama ASEAN-Korsel di bidang politik dan keamanan antara lain membuka akses Treaty of Amity and Cooperation (TAC) di Asia Tenggara. Korsel juga mendukung usaha ASEAN untuk menciptakan Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN) dan zona bebas nuklir di kawasan Asia Tenggara. Di lain pihak, ASEAN mendukung usaha Korsel untuk menyelesaikan permasalahan nuklir di Korea Utara secara damai.
Dalam upaya menangani masalah terorisme, ASEAN-ROK telah menandatangani ''Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism'' pada Juli 2005.
Sementara, lanjutnya, di bidang ekonomi, dalam lima tahun terakhir jumlah volume perdagangan ASEAN-ROK telah naik dua kali lipat dari 46,6 miliar dolar Amerika Serikat pada 2004 menjadi 90,2 miliar dolar AS pada 2008. Total investasi antara negara-negara ASEAN dan Korean Selatan juga mengalami kenaikan lima kali lipat selama lima tahun, yaitu dari 1,3 miliar dolar AS pada 2004 menjadi 6,8 miliar dolar AS pada 2008.
Gunanto E S