TEMPO Interaktif, Jayapura: Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasangko Purnomo mendapat penjelasan kasus tentara yang mengamuk di Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (30/4). Kejadian prajurit yang mengamuk dengan melepas tembakan pada Rabu (29/4) itu berlangsung di Markas Batalion Infantri 751.
Penjelasan itu disampaikan Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Azmi Yusri Nasution di ruang VIP Bandara Sentani. Jenderal Agustadi tiba di Jayapura sekitar pukul 09.30 Waktu Indonesia Timur. Penjelasan Naustion kepada Agustadi tertutup untuk wartawan.
Menurut rencana, setelah memperoleh penjelasan, Agustadi akan meninjau markas batalion dan berdialog dengan prajurit untuk mengetahui kasus yang sebenarnya terjadi. Kedatangan pimpinan Angkatan Darat ini sekaligus untuk meredak gejolak yang terjadi di internal batalion, baik menyangkut kepemimpinan atupun kesejahteraan prajurit.
Kasus ini dipicu ratusan anggota Batalion Infantri 751 mengamuk di dalam markas karena kesal setelah uang makan dan uang kesejahteraan mereka dipotong oleh atasannya. Pemotongan itu dipakai iuran memulangkan jenazah Prajurit Satu Joko yang meninggal ke Nabire.
Mereka merusak rumah dinas Komandan Batalion 751 Letnan Kolonel Inf Lambok Sihotang. Sedangkan Wakil Komandan Yonif 751 Mayor Inf Raimond Power Simanjuntak kepalanya bocor terkena lemparan batu. Kedua pimpinan ini dijadikan sasaran amarah karena dianggap mempersulit pemakaman jenazah anggota tentara yang meninggal karena sakit.
Jenazal itu hendak diangkut ke Nabire, namun terhambat oleh mahalnya harga sewa pesawat sekitar Rp 30 juta. Amuk prajurit itu baru dapat diredakan setelah Mayor Jenderal Azmin Yusri Nasution datang ke lokasi, berdialog dengan para prajurit.
ELIK | ANTARA