TEMPO Interaktif, Jayapura: Tiga perwira dicopot dari jabatannya menyusul kerusuhan di Markas Batalion Infantri 751, Sentani, Jayapura, kemarin. Kerusuhan itu dilakukan oleh ratusan tentara yang mengamuk dan merusak bebeapa fasilitas markas.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Agustadi Sasongko Pramono mengatakan, ketiga perwira tersebut adalah Komandan Batalion 751 Letnan Kolonel Infantri Lambok Sihotang, Wakil Komandan Batalion Mayor Infantri Reymond Power Simanjuntak dan Kepala Seksi Intelejen Batalion 751 Letnan Satu Infantri Simbolon.
Beberapa prajurit juga diperiksa karena ada dugaan melawan atasan. "Di dalam hirarki militer tidak ada demokrasi,' kata Agustadi menegaskan. Ia langsung datang ke Sentani begitu mendengar ada anak buahnya mengamuk. Agustadi tiba di Bandara Sentani tadi pagi, Kamis (30/4).
Insiden ini dipicu pemotongan lauk paut atas keputusan Lambok. Jatah uang lauk itu untuk nomboki kekurangan sewa pesawat, yang digunakan mengirim jenazah Prajurit Satu Joko. Tentara ini meninggal karena sakit dan berwasiat minta dimakamkan di Nabire.
omo Puluhan prajurit dari Markas Batalyon 751 mengamuk. Mereka menggeruduk markas dan menutup jalan di depannya. Belum dijelaskan alasan ketiga perwira itu dicopot.
Hingga siang ini kondisi markas militer di Sentani masih berantakan. Sejumlah kaca kantor dan rumah komandan pecah. Beberapa seng nampak penyok dan parabola hancur.
CUNDING LEVI