TEMPO Interaktif, Sentani: Sekelompok pasukan Batalyon 751 Sentani, Jayapura, Rabu (29/4) siang mengamuk. Puluhan prajurit ini Rabu siang sempat melempari kantor Markas Batalyon 751 di Sentani. Sejumlah prajurit juga melakukan aksi palang di markas Batalyon 751 dan sepanjang umum jurusan Geyem - Depapre menggunakan kayu-kayu akibatnya lalu lintas umum macet.
Selain itu, prajurit yang mengamuk ini juga mengejar dan merampas kamera sejumlah wartawan. Ketua AJI Biro Jayapura, Cunding Levi, ketika dihubungi Rabu siang, mengatakan AJI Biro jayapura mengecam keras tindakan oknum prajurit yang melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan. "AJI jayapura kecam oknum TNI 751 yang mengancam dan memukul wartawan dan merampas kamera wartawan saat meliputi aksi demo prajurit TNI terhadap komandannya itu," kata Cunding.
Menurut Cunding, wartawan seharusnya bisa meliput aksi sejumlah prajurit terhadap komandannya ini. Selain itu Cunding meminta petinggi militer di Kodam Trikora untuk segera mengendalikan aksi sekumpulan prajurit ini.
Sebelumnya, menurut seorang wartawan Sentani News, Anang, yang kameranya ikut dirampas, sebelum peristiwa aksi sekelompok prajurit ini sejumlah wartawan baru saja meliput acara napak tilas Kodam memperingati 1 Mei, masuknya Papua dan NKRI. "Kami sedang makan di warung depan Markas 751, tiba-tiba lihat ada sejumlah prajurit mengamuk dan melempari kantor mereka sendiri," kata Anang.
Menurut Anang, tiba-tiba sejumlah prajurit berlarian mendatangi warung makan dan menggeledah tas para wartawan serta merampas kamera mereka. "Kami kemudian melarikan diri dan berlindung di rumah penduduk," kata Anang, yang kemudian bersembunyi.
Sementara menurut sumber tidak resmi dari dalam Markas 751, prajurit yang mengamuk sudah menjebol gudang senjata dan mengejar para perwira. Menurut sumber ini prajurit kecewa pada komandannya karena membiarkan jasad seorang prajurit yang meninggal terkatung-katung selama lima hari di Markas 751.
Selain itu menurut sumber, para prajurit ini juga kecewa karena tudingan komandannya sering menilep dana yang seharusnya diperuntukan bagi para prajurit. Sumber ini juga mengatakan Wakil Komandan Batalyon 751 mengalami luka bocor di kepala, dan seorang wartawan masih di sandera.
Hingga Rabu sore, suara tembakan masih terdengar dari senjata para prajurit yang mengamuk. Mereka juga masih melakukan pemblokiran jalan di depan Markas Batalyon 751. Hingga Rabu sore, sejumlah petinggi Kodam XVII Trikora masih belum dapat dihubungi terkait aksi dari sekelompok prajuirt ini.
TJAHJONO EP