"Kapal tersangkut sekitar pukul satu siang," Kata Bram (22 th), nelayan sekitar yang melihat langsung kejadian, Rabu, (15/4).
Kapal ini baru akan ditarik masuk oleh dua kapal jenis Tug Boat, milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan pihak swasta pukul 20.00 WIB. "Tunggu arus pasang dulu," Ujar Effendy Abdullah, General Manager PT Pelindo, Bengkulu, di kantornya.
Akibat pendangkalan dan penyempitan alur masuk membuat kapal-kapal di atas 1300 Ton harus mengandalkan air pasang terlebih dahulu untuk masuk ke Pelabuhan, "kapal pun harus masuk secara zig-zag untuk menghindari lidah pasir yang menjorok ke laut," Ungkapnya.
Saat ini kedalaman alur masuk di Pulau Baai sudah kurang dari 3,5 meter dengan lebar sekitar 20 meter, "Seharusnya kedalaman minimal lebih dari sembilan meter dan lebar 80 meter," Kata Suroso, Kepala Seksi Kelaik Lautan Kapal, Admnistrator pelabuhan Pulau Baai, di Kantornya.
Kepala Unit Pemasaran II, PT Pertamina, Pulau Baai, Bengkulu, Sairin, Mengatakan, peristiwa ini belum terlalu berpengaruh terhadap pasokan Bahan Bakar Minyak di Bengkulu. "Untuk sebelas hari ke depan masih aman," ungkapnya.
Namun, PT Pertamina sangat berharap pengerukan alur tidak ditunda-tunda lagi. Karena, jika terus dibiarkan kapal tanker benar-benar tidak akan bisa masuk. "Normalnya kami memasok minyak dengan kapal di atas 6.500 ton," Katanya.
Sementara itu, kapal keruk Inai Kekwa, jenis Hopper, yang bertugas mengeruk pasir di alur masuk pelabuhan, baru mulai melakukan uji coba hari Selasa (14/4). "Ijinnya baru tuntas," Kata Cerah Bangun, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bengkulu. Suroso mengatakan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan PT Inai Kiara untuk segera melakukan pengerukan, Kamis (16/4).
Kapal keruk milik perusahaan Inai Kiara ini sempat disegel lebih dari seminggu oleh pihak Bea Cukai karena belum melengkapi dokumen impor.
HARRI PRATAMA ADITYA