Orang tua korban, Sarmawi menuturkan, anak keduanya ini menjadi korban gizi buruk yang kedua kalinya setelah anak pertamanya Sutihat, 3 tahun, meninggal dunia satu tahun lalu akibat gejala yang sama. Menurut dia, sebelumnya Supriyadi lahir secara normal dengan berat badan sekitr 3-4 kilogram, dan telah mengalami perkembangan sebagaimana bayi pada umumnya.
Namun menginjak usia satu tahun, berat badannya menurun dan sering sakit-sakitan, bahkan terakhir berat badannya kurang dari 7 kilogram, ”ini tidak sesuai bila dilihat dari anak seumurannya,” katanya. Sarmawi mengaku dirinya tidak mampu mencukupi kebutuhan makanan anaknya karena dia dan istrinya bekerja sebagai pemulung yang hanya berpenghasilan Rp 10-20 ribu perhari, ”Saya dan istri bekerja sebagai pemulung,” ujar dia. Pria 33 tahun itu pun kewalahan memenuhi kebutuhan keluarganya yang masih tinggal dengan mertuanya.
Sebelumnya Supriyadi mengalami demam tinggi dan batuk-batuk disertai muntaber pada Minggu (8/2) yang lalu. Pada hari Senin, bocah malang itu baru dibawa ke Puskesmas Kilasah. Pusat kesehatam masyarakat itu kemudian merujuk Supriyadi ke Rumah Sakit Umum Daerah Serang untuk dirawat intensif karena terindikasi gizi buruk.
MABSUTI IBNU MARHAS