Minggu malam suami tercintanya harus meregang nyawa. Saat itu Musliadi bersama lima orang temannya pamit ke dalam hutan dengan jarak sekitar sepuluh kilometer dari desa. Mereka berjaga-jaga jangan sampai harimau kembali memasuki wilayah mereka. Padahal belum genap sebulan sang raja hutan ini telah memangsa enam orang korban hingga tewas.
Namun nasib nahas menimpa Musliadi. Saat dia dan teman-temannya sedang tertidur lelap, tiga Harimau Sumatera menerkam mereka. Dua orang tewas dalam kejadian itu. Ari, salah seorang teman korban selamat mengatakan tak pernah menyangka jika harimau itu mampu melompat ke pondokan yang dipasang di atas pohon. "Kami tak kuasa berbuat apa-apa kecuali berlari menyelamatkan diri," katanya.
Saat ini, kondisi di Desa Pematangraman sangat mencekam. Warga belum berani menyadap karet atau mengurus kebun sawit. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi Didy Wurdjanto mengatakan harimau mengamuk lantaran tempat tinggal mereka habis dibabat. Sekitar 1,2 juta hektar hutan produksi hanya tinggal tersisa 40 persen saja. Ini akibat aksi pembalakan liar dan pembukaan lahan secara besar-besaran, baik untuk kawasan pemukiman transmigrasi, hutan tanaman industri maupun perkebunan sawit.
SYAIPUL BAKHORI