TEMPO Interaktif, Palu:Sekitar 50 orang pengunjuk rasa yang menamakan dirinya Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak) Palu, Sulawesi Tengah, terlibat bentrok dengan aparat keamanan dari kepolisian. Akbatnya, tiga pengunjuk rasa dipukul aparat kepolisian hingga terluka, bahkan salah satu di antara mereka harus dibawa ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri.
Awalnya aksi unjuk rasa yang mengambil tema usut korupsi dana DAK (Dana Alokasi Khusus) bidang pendidikan awalnya berjalan tertib. Namun, saat aksi demo itu yang mengambil star di taman Gor depan gedung DPR Kota Palu, diblokir puluhan aparat kepolisian. Polisi memblokir jalan karena menilai pengunjuk rasa tidak memiliki izin untuk melakukan aksi ini. Para penunjuk rasa tidak menerima perlakukan ini. Mereka lalu terlibat perang mulut.
Ketegangan terus berlangsung. Aparat kepolisian memaksa pengunjuk rasa segera bubar karena sudah memasuki waktu salat dzuhur. Namun, pengunjuk rasa menolak dengan alasan suara adzan belum terdengar. Sesaat kemudian massa pengunjuk rasa membubarkan diri karena sudah mendengar suara adzan, dan mereka berkumpul di Taman GOR.
Tak lama kemudian polisi datang dengan menggunakan dua unit truk Namun, saat truk itu melintas di depan Taman GOR, salah seorang pengunjuk rasa berteriak yang ditujukan kepada aparat kepolisian.
Merasa tersinggung, beberapa aparat kepolisian turun dari truk dan mengejar pengunjuk rasa yang berteriak itu. Salah seorang aparat bahkan melemparkan tongkatnya sehingga mengenai kepala pengunjuk rasa, dan pengunjuk rasa ini kemudian terjatuh.
Melihat ada pengunjuk rasa yang terjatuh, Mahhaddin rekan korban berupaya menolongnya. Namun, sejumlah aparat kepolisian justru memukul dan menendang Mahaddin. Mahasiswa yang juga anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Kota Palu ini terkapar tidak sadarkan diri akibat perlakuan dari sejumlah aparat kepolisian tersebut.
Beberapa rekan Mahaddin juga terluka akibat pukulan dari aparat, namun mereka masih bisa menyelamatkan diri. Setelah dilerai beberapa petugas dan warga masyarakat lainnya, pemukulan berhenti.
Puluhan aparat kepolisian itu kemudian meninggalkan Taman GOR setelah mendapat perintah dari pimpinannya. Mahaddin yang masih tidak sadarkan diri kemudian dibawa oleh rekan-rekanya ke Rumah Sakit Undata untuk mendapatkan perawatan.
DARLIS