Menurut Kak Seto, walaupun anak-anak bukan pelaku utama yang mengkonsumsi rokok. Namun dengan pengaruh iklan di media, anak-anak sangat mudah mengenal tentang rokok, “Semakin dikenal, semakin membuat anak penasaran,” katanya.
Kak Seto menuturkan, anak-anak hanyala korban dari mudahnya mendapatkan rokok. “Kalau bisa penjualan rokok dibatasi tidak dijulan di tempat umum,” katanya. Selain karena faktor media, untuk menjauhkan anak dari rokok, kata Kak Seto, pengaruh orang tua juga sangat dominan. “Kalau orang tuanya perokok, susah melarang anak untuk tidak merokok,” katanya.
Dia melanjutkan, bimbingan orang tua berpengaruh menjauhkan anak dari rokok. Kak Seto menilai, pengaturan masalah rokok di negara-negara Asia Pasifik sudah jelas, “Rokok tidak dijual bebas,” ujarnya. Namun, di Indonesia aturan yang diterapkan belum jelas. Akibatnya, pecandu rokok dinegeri ini, kata dia, semakin tinggi. Parahnya lagi, para pecandu nikotin itu, semakin diusia belia.
MABSUTI IBNU MARHAS