Hujan yang turun tiap hari membuat aliran anak sungai dan sungai Lusi dan Tuntang meluap. Para petani di Guntur berupaya merupaya meninggikan tangul dengan karung tanah untuk menahan limpasan air. Namun usaha tersebut gagal.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah Aris Budiono mengatakan, ratusan hektare sawah terendam air bajir. Data sementara, yang paling banyak terjadi di Demak dan Cilacap,” kata aris ketika dihubungi Tempo, Jumat (2/1).
Saat ini, lanjutnya, Dinas Pertanian belum selesai mendata berapa jumlah tanaman padi yang terendam di seluruh Jawa Tengah. “Yang jelas ratusan hektare. Pada puncak musim hujan nanti, jumlahnya makin banyak,” ujarnya.
Karena masih libur alhir tahun, Aris juga mengaku belum tahu dampak dari terendamnya tanaman padi. “Kemungkinan adanya padi yang gagal panen masih akan kami tinjau di lapangan,” ujarnya.
Tahun sebelumnya, data di Dinas Pertanian Jawa Tengah menyebutkan, ratusan hektare sawah di Jawa Tengah gagal panen setelah terendam banjir. Namun hal itu tidak mengancam target produksi padi di provinsi ini.
Kepala Badan Metereologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang M. Chaeran memperkirakan, banjir masih akan mengancam beberapa daerah di Jawa Tengah, baik di daerah pantai utara maupun selatan. “Puncak musim hujan di Jawa Tengah terjadi pada pertengahan Januari sampai Februari,” ujar Chaeran.
SOHIRIN