Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar Perdamaian, Muslim Moro Kunjungi Poso

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif , Poso: Sejumlah perwakilan dari organisasi masyarakat muslim Moro, Filipina Selatan, tiba di Poso, sejak Jumat, (21/11) lalu. Kedatangan para perwakilan muslim dari wilayah yang masih dilanda konflik tersebut merupakan rangkaian perjalanan yang mereka lakukan guna membangun perdamaian untuk Moro.


Perjalanan tujuh orang dari perwakilan ormas muslim Moro ke Poso difasilitasi Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Mereka adalah, Ismael Mastura (Vice President Finance and Administration, Sultan Kudarat Islamic Academy, Bulalo), Amilhusin Jalilulla (Daen College of Islamic and Arabic Studies MSU-TCTO Bongao Tawi-Tawi), Nurmina D Injani (Administrative Assistant I Municipal Bugdet Office LGU Jolo), Yusop T. Alano (Provinsial Board Member Sangguniang Panlalawigan Office), Sherma Sappari (Principal Liwanag Kapayapan Foundation), Amilodin Sharief (Director Jamiat Muslim Mindanao) dan Zaenida Tan Lim (President Sarang Bangun Learning Center).

Di Poso, para perwakilan muslim Moro tersebut melakukan pertemuan bersama sejumlah tokoh muslim Poso dan korban kerusuhan di Kantor Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Poso di Jalan Monginsidi, Kelurahan Bonesompe.


Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 9 pagi dan berakhir pukul 11.30 tersebut banyak mendiskusikan riwayat konflik dan pola penyelesaiannya di dua wilayah yang berjauhan, Moro dan Poso. Baik, Moro dan Poso hampir memiliki kesamaan konflik yang berakar dari ketidakadilan pemerintah yang berujung pada konflik antar penganut agama.

Namun, yang berbeda, pemerintah Indonesia dan masyarakat Poso mampu menyelesaikan konflik yang berlangsung hampir 10 tahun tersebut. Sementara, Pemerintah Filipina dan Masyarakat Moro sulit menemukan titik temu menyelesakan perseteruan yang telah berlangung puluhan tahun. Sejumlah tokoh muslim dan perdamaian Poso yang hadir dalam pertemuan tersebut seperti Udin Ojobolo, Yahya Mangun, Ruaida Untingo mengungkapkan, perdamaian hanya bisa dicapai karena kesungguhan pemerintah.


Kepala rombongan tokoh muslim Moro Ismael Mastura mengatakan kunjungan mereka ke Poso guna melihat secara dekat masyarakat dan pemerintah dalam menjalani proses pendidikan dan proses perdamaian di Poso. Mereka berharap, apa yang telah mereka lihat dan dengar langsung dari para tokoh-tokoh agama dan masyarakat dapat menjadi refrensi dalam pelaksaan proses perdamaian di Moro.

Sementara itu, koordinator rombongan dari UIN Jakarta Asep Setiawan mengatakan, para tokoh muslim Moro ini memilih melakukan studi banding di Poso karena mereka melihat konflik di Poso memiliki kesamaan dengan konflik yang terjadi di Moro yang dilatarbelakangi konflik antar pemeluk agama sehingga mereka berharap metode penyelesaian konflik yang telah dicapai di Poso bisa mereka terapkan Moro.

Direktur LPMS Poso Budiman Maliki Minggu (23/11) siang menyatakan kepada Tempo, salah satu wujud perdamaian yang dicapai adalah kerjasama antara pemerintah pusat dan masyarakat dalam mendukung seluruh proses pelaksanaan perdamaian. “Ini yang telah dilakukan di Indonesia dalam menyelesaikan konflik disejumlah daerah dan penting diterapkan juga oleh pemerintah Filipina dengan Masyarakat Moro,” sebut Budi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muslim Moro itu juga menyempatkan diri mengunjungi pesantren Hidayatullah di Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota. Rombongan diterima Pembina pesantren Hidayatullah Darwis Waru yang menggelar dialok di beranda Masjid Pesantren.

“Mereka tertarik dengan metode pendidikan pesantren yang kebanyakan diterapkan di Indonesia. Pola pendidikan ala pesantren bisa mereka terapkan di Filipina khususnya bagi bangsa Moro,”katanya.


Darlis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

25 Februari 2022

Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada wartawan usai mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 29 Maret 2021. Jusuf Kalla bersama Forum Komunikasi Antar Ummat Beragama mengunjungi Gereja Katedral Makassar dan menyampaikan keprihatinan atas insiden bom bunuh diri pada Ahad (28/3). ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

Jusuf Kalla bercerita pembangunan PLTA di Poso, Sulawesi Tengah berawal pada tahun 2001 atau saat Poso diguncang konflik


Jika Diminta, TNI Siap Kawal Petani Panen di Poso

11 Oktober 2016

Pasukan Anti Teror Berangkat ke Poso Sisir Sisa kelompok Santoso, TEMPO/Fahmi Ali
Jika Diminta, TNI Siap Kawal Petani Panen di Poso

Program pengawalan kepada petani tersebut hanya untuk enam kecamatan di wilayah Poso Pesisir.


Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

10 Agustus 2016

Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO
Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

Polri dan TNI belum akan menghentikan operasi Tinombala di Poso, Sulawei Tengah, sampai kelompok Santoso menyerahkan diri.


16 Anak Buah Santoso Masih Jadi Buron

8 Agustus 2016

Pemimpin kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, bersama anak buahnya, Ibadurohman alias Ibad. Foto: Istimewa
16 Anak Buah Santoso Masih Jadi Buron

Polisi menetapkan 16 DPO jaringan Mujahidi Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah.


Intel Tinombala yang Ditembak Brimob Dimakamkan di Sulawesi Selatan

28 Juli 2016

Personil Brimob berjaga-jaga di pos pantau wilayah Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Poso, Sulteng, 14 Maret 2015. Selain melakukan patroli lewat darat, polisi juga berpatroli lewat udara dengan helikopter, untuk membantu pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di pegunungan Poso. ANTARA/Zainuddin MN
Intel Tinombala yang Ditembak Brimob Dimakamkan di Sulawesi Selatan

Anggota intel Operasi Tinombala di Poso, Sersan Dua Muhammad Ilman, akan dimakamkan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.


Intel Tinombala Tewas Tertembak oleh Brimob di Poso  

27 Juli 2016

Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO
Intel Tinombala Tewas Tertembak oleh Brimob di Poso  

Tim Divisi Propam dan Kepala Korps Brimob langsung berangkat ke Poso untuk memeriksa anggota Brimob yang salah tembak oleh intel TNI Satgas Tinombala.


Santoso Tewas, Pansus Revisi UU Anti-Terorisme Kunjungi Poso

22 Juli 2016

Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. ANTARA FOTO
Santoso Tewas, Pansus Revisi UU Anti-Terorisme Kunjungi Poso

Pansus RUU Antiterorisme ingin menangkap aspirasi warga Poso pasca-tewasnya Santoso.


Aktivis Perdamaian Poso Usulkan Polisi Berdialog dengan Santoso

18 Juli 2016

Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq (kiri) memberikan Maarif Award Budiman Saliki (Poso, Sulawesi Tengah), Asni perwakilan Institute Mosintuwu (Poso, Sulawesi), dan Josep Matheus Rudolf Fofid (Ambon, Maluku) di Studio Metro Tivi, Kebon Jeruk, 12 Juni 2016. TEMPO/Larissa
Aktivis Perdamaian Poso Usulkan Polisi Berdialog dengan Santoso

Polisi diminta mengedepankan pendekatan dialog konstruktif dalam menghadapi kelompok Santoso di Poso.


Begini Kronologi Ditangkapnya Samil, Anak Buah Santoso  

17 Juni 2016

Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. ANTARA FOTO
Begini Kronologi Ditangkapnya Samil, Anak Buah Santoso  

Komandan Pos Lape memerintahkan Pos Tamanjeka mendalami dan memastikan kebenaran akan informasi tersebut.


Mayat Anggota Kelompok Santoso Ditemukan Terkubur  

25 Mei 2016

Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi di Mabes Polri, Jakarta, 25 Mei 2016. TEMPO/Inge
Mayat Anggota Kelompok Santoso Ditemukan Terkubur  

Mayat itu diduga bernama Aco alias Sucipto dari Malino. Dia adalah anak buah Santoso yang selama ini menjadi buron.