"Kami bekerjasama dengan Australia Indonesia Partnership (AIP) untuk mengajak masyarakat peduli akan kelsetarian lingklungan dan tanggap terhadap kemungkinan bencana alam," kata Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Alfan Jamil usai acara penanaman 2500 pohon di kawasan Gunung Sepikul-Kecamatan Pakusari Jember.
Pohon yang ditanam itu antara lain mahoni, durian, klengkeng, mindi, sengon, dan jati. Bibit tanaman itu ditanam di kawasan bekas bencana musibah banjir longsor di empat kecamatan lain; Panti, Tanggul, Silo, Mayang, dan Sukorambi.
Selain penanaman, NU juga melakukan serangkaian pembentukan dan pelatihan kepedulian akan bencana alam dengan pembentukan ratusan kelompok komunitas masyarakat atau Community Based Disaster Risk Managemen (CBDRM). "Agar bencana banjir-longsor seperti tahun 2006 lalu tidak terulang lagi," katanya.
Ketua satuan pelaksana penanggulangan bencana alam (satlak PB) Kabupaten Jember, Kusen Andalas mengatakan sampai saat ini, sedikitnya 7 wilayah kecamatan di Jember yang memiliki daerah rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Ketujuh wilayah kecamatan yang memiliki potensi bencana itu terletak di kawasan lereng barat dan lereng timur pegunungan Hyang Argopuro.
Di wilayah itu, selain memiliki kawasan hutan gundul, dalam beberapa bulan terakhir ditemukan retakan tanah. Wilayah lereng barat pegunungan Hyang Argopuro yang rawan bencana adalah kecamatan Tanggul.
Sedangkan wilayah lereng timur pegunungan Hyang Argopuro yang rawan bencana adalah kecamatan Mayang, Sumberjambe, Sempolan, Ambulu, Wuluhan. "Tujuh kecamatan itu sangat berpotensi banjir dan longsor, kaena memiliki 33.370 hektar areal hutan gundul," kata Kusen. Mahbub Djunaidy