TEMPO Interaktif, Jakarta: Warga korban arisan Lebaran hari ini akan kembali mendatangi rumah pengelola CV Desamsan di Desa Ciawitali, Kota Cimahi, Jawa Barat. Mereka menagih langsung uang yang dititipkan dan dijanjikan dicairkan 10 hari sebelum Idul Fitri.
Sekitar 4.000 nasabah arisan, kini bingung. Pengelola arisan, Dewi Nuri Bluntari, tak berada di rumahnya ketika warga berdatangan ke sana. Salah satu karyawan mengatakan Dewi sedang dirawat di Rumah Sakit Dustrira, Cimahi, tapi setelah beberapa orang mengecek wanita tersebut tidak ada.
Tak ada kejelasan, warga melapor ke Kepolisian Resor Cimahi. "Dugaan sementara uangnya digelapkan pimpinan perusahaan,"kata Kepala Polres Cimahi Ajun Komisaris Besar Eko Budi Sampurno.
Yang menjadi sasaran amarah nasabah, yakni para kolektor yang direkrut Dewi. Jumlahnya mencapai 150 orang. Merekalah yang merayu warga agar ikut arisan. Duit warga yang disetorkan ke bos Desamsan mulai Rp 2.500 sampai Rp 10 ribu per hari. Setiap kolektor menanggung uang nasabah antara Rp 300 sampai Rp 500 juta.
Para kolektor yang takut diamuk nasabah, juga mendatangi kantor polisi. "Kami sekalian minta perlindungan karena khawatir menjadi bulan-bulanan kemarahan nasabah," kata Amir, salah seorang kolektor.
Menurut Amir, bosnya menjanjikan uang cair pada Jumat pekan lalu. Setelah ditunggu, Dewi mendadak bilang uang belum dapat dicairkan karena dirampok. Rupanya, nasabah tak percaya dengan alasan itu. Mereka pun berdatangan ke rumah Dewi yang sudah ditinggal pergi penguhuninya.
Arisan Lebaran sudah berjalan empat tahun. Uang yang terhimpun mencapai miliaran rupiah. Semula nasabah lancar menerima pengembalian yang nilai uangnya rata-rata bertambah dua persen.
Erick P. Hardi