Aksi dilakukan terkait dengan kisruh pemilihan rektor. Mahasiswa menolak hasil pemilihan ulang Rektor yang dianggap sebagai akal-akalan dari pejabat rektor saat ini Wayan Rai untuk mempertahankan jabatannya. ”Kami merasa Menteri telah melakukan kesalahan dengan memerintahkan pemilihan ulang itu,” ujar koordinator aksi Yogi Antari.
Dalam unjuk rasa itu, mahasiswa melakukan aksi melukis massal secara spontan. Sebagian besar berupa lukisan yang menggambarakan kebobrokan ISI. Mereka juga mengecam pejabat rektor karena dinilai terlalu mementingkan kekuasaan. Ada pula yang memajang foto-foto berisi aksi-aksi teatrikal menyindir tokoh yang terlalu mencintai kursi. Mahasiswa juga menampilkan aksi tarian kolosal untuk menyatakan kekecewaan mereka karena kampus telah dikotori dengan perebutan jabatan.
Menurut Yogi, pihaknya telah mengirim pesan meminta Mendiknas sudi berdialog dengan mahasiswa. ”Agar beliau mengetahui persis kondisinya,” ujarnya. Ketidakpastian kepemimpinan di Institut ini, menurutnya, telah menggelisahkan mahasiswa dan membuat mereka malas untuk mengikuti perkuliahan.
Wayan Dibia, salah-satu dosen menyebut, situasi saat ini sangat tidak kondusif untuk berjalannya perkuliahan. Padahal musim kuliah untuk semester ini sudah harus berlangsung sejak tujuh hari lalu. ”Tapi mahasiswa yang ikut kuliah sangat minim,” ujarnya.
Kisruh pemilihan rektor sendiri berawal ketika pada 5 Maret 2008, Senat Akademis telah menjalankan pemilihan Rektor. Hasilnya memenangkan Nyoman Catra dengan 13 suara mengalahkan Rektor ISI saat ini Wayan Rai yang hanya memperoleh 8 suara. Tapi kemudian muncul kelompok 33 yang memprotes hasil pemilihan sehingga Irjen Depdiknas turun tangan disusul keluarnya perintah Mendiknas untuk melakukan pemilihan ulang.
Dalam pemilihan ulang, Wayan Rai menang mutlak dengan meraih 17 suara. Suara itu berhasil diperoleh karena sebelumnya terjadi pergantian anggota senat dari unsur perwakilan dosen. Mahasiswa menuding, Wayan Rai berperan besar dalam keluarnya surat Mendiknas dan pergantian perwakilan dosen.
Rofiqi Hasan