Iklan
TEMPO Interaktif, Semarang:Sekitar 15.181 hektare tanaman padi sawah tadah hujan di Jawa Tengah mengalami kekeringan. Dari jumlah tersebut, 1.384 hektare di antaranya puso.Jumlah padi yang puso diperkirakan terus bertambah mengingat kekeringan akan terus terjadi, meski hujan turun sporadis. Demikian disampaikan Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah, Siti Narwanti, di Semarang, hari ini."Saat musim menanam, kekeringan belum terjadi dan pengairan masih mencukupi. Namun bulan berikutnya kekeringan melanda. Hujan tidak turun lagi," kata Narwanti.Tanaman padi di lahan sawah tadah hujan tersebut tersebar di 10 kabupaten, yakni Pati, Blora, Demak, Grobogan, Semarang, Sragen, Boyolali, Kebumen, Banjarnegara, dan Purworejo. Agar padi tidak telanjur poso, para petani membuat sumur untuk pengairan atau mengalirkan air sawah dengan mesin pompa.Narwanti mengatakan kekeringan tanaman padi semestinya tidak terjadi jika petani memperhatikan pola tanam. "Mestinya pada musim kemarau petani tidak menanam padi, namun berganti palawija yang tidak membutuhkan banyak pengairan. Namun, faktanya banyak petani yang mengabaikan pola tanam tersebut."Meski terjadi keringan, diharapkan kondisi tersebut tidak mengganggu pencapaian produksi gabah Jawa Tengah yang tahun ini ditargetkan mencapai 500 juta ton.Sohirin
Iklan
