Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuburan di IPDN Akan Dibongkar

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Sumedang:Ketua Tim Evaluasi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Ryass Rasyid menyatakan akan membongkar kasus-kasus kekerasan yang pernah terjadi di kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, ini. "Termasuk membongkar kuburan massal itu bila memang ada," kata Ryass di kampus IPDN kemarin.Kuburan di dalam kampus IPDN ini dicurigai berbagai kalangan sebagai tempat mengubur korban kekerasan yang selama ini terjadi. Selain kuburan, tim ini diminta menelusuri keberadaan sel di salah satu ruangan yang berfungsi untuk menghukum para praja yang dinilai melanggar aturan.Tim bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan delapan anggota ini memulai investigasi di kampus IPDN kemarin. Dalam pertemuan dengan pengelola kampus, Ryass mempersoalkan aksi brutal praja IPDN yang ditayangkan di televisi. "Masak pengelola kampus tidak ada yang melihat," ujarnya.Pertanyaan Ryass itu membuat pengelola IPDN salah tingkah dan memilih diam. Menurut mantan Menteri Otonomi Daerah ini, langkah awal tim yang dipimpinnya adalah membuat peta deskripsi permasalahan di IPDN.Dalam menjalankan tugas, tim dibagi atas tiga kelompok berdasarkan wilayah observasi dan diskusi. Tim pertama, yang beranggotakan Supeno, Eko Budiarjo, dan Muklis Samsudin, mendalami pendidikan, pengajaran, pelatihan, dan evaluasi kurikulum.Tim kedua, yang beranggotakan Arif Rahman, Ryass Rasyid, dan Rini Ryanti, memeriksa manajemen, organisasi, dan pengelolaan keuangan. Adapun tim ketiga, yang beranggotakan Simen Wijaya, Ratna Juwita, dan Nasrudin, mengurusi bidang kemahasiswaan, termasuk tata cara perekrutan praja.Tentang kekerasan di IPDN, Kepala Bidang Pengasuhan IPDN Ilhami Bisri mengatakan kekerasan itu ciptaan para praja sendiri. Mereka juga menciptakan sendiri kegiatan ekstrakulikuler. Ilham menuturkan adanya kompetisi tidak sehat yang timbul. "Itu yang membuat mereka melakukan hal-hal di luar nalar," katanya.Dia mencontohkan, kegiatan ekstrakulikuler drum band Abdi Gita Praja. Di kalangan praja, kegiatan ini cukup prestisius dan "membanggakan". Kebanggaan itu membuat praja peserta drum band rela dipukuli. Kebanggaan ini dibangun melalui seremoni ciptaan mahasiswa yang ditayangkan televisi dalam dua pekan terakhir.Tentang dugaan adanya kuburan, seorang pegawai IPDN membenarkan. Tapi dia membantah ada praja yang dikubur di tempat itu. "Itu kuburan keluarga dosen di sini," ucap pria yang bekerja di IPDN sejak 1990 ini. Dia mengaku masih ingat siapa saja yang dikubur di sana.Menurut pekerja yang enggan disebut namanya ini, di pekuburan pertama di samping kampus ada tujuh jenazah yang dimakamkan. Mereka adalah ibu seorang dosen bernama Kadir Kastela, orang tua dosen Jurman Izwar, ibu dan dosen Saruji Masnira, dua dosen, yakni Lukman Efendi dan Tajudin Mangkaru, serta anak seorang dosen bernama Marjuki.Kuburan lainnya di bagian atas kampus merupakan makam Panji dan Yuser Mokari. Yuser malah belum genap 40 hari dimakamkan di sana. Tujuh makam di samping kampus itu akan dipindahkan berkaitan dengan rencana pembuatan jalan tol. l AHMAD FIKRI | C AMINUDIN
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sekjen Kemendagri: Alumni IPDN Bagian Dari Perekat NKRI

30 hari lalu

Sekjen Kemendagri: Alumni IPDN Bagian Dari Perekat NKRI

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Suhajar Diantoro, menerima audiensi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Anas bersama Sivitas Akademika IPDN, di Aula Zamhir Islamie, IPDN Kampus Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024.


PDN Integrasikan Semua Data

14 Desember 2023

PDN Integrasikan Semua Data

Program Transformasi Digital Nasional, terus dikebut. Salah satunya, dengan membangun Pusat Data Nasional


Sekolah Kedinasan STAN Hingga STIN Buka Pendaftaran Mulai 9 April, Cek Daftarnya

28 Maret 2022

Sejumlah calon muda praja melakukan penghormatan saat mengikuti pelantikan muda praja angkatan XXIX di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat, 2 November 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sekolah Kedinasan STAN Hingga STIN Buka Pendaftaran Mulai 9 April, Cek Daftarnya

Sejumlah sekolah kedinasan mulai dari IPDN, STAN, dan STIN membuka mendaftar pada 9-30 April 2022. Ada delapan instansi yang menerima mahasiswa baru.


Walikota Hendi Terima Tanda Kehormatan Dari IPDN

20 April 2021

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menerima piagam penghargaan tanda kehormatan Kartika Pamong Praja Muda dari Institut Pemerintahan Daerah (IPDN).
Walikota Hendi Terima Tanda Kehormatan Dari IPDN

Hendi mendesain ulang sektor pariwisata di kota Semarang. Program pemulihan ekonomi diantaranya memfasilitasi terbentuknya pasar sehat di tiap kecamatan.


IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Terfavorit, Buka 1.200 Formasi

20 Juni 2020

Sejumlah calon muda praja melakukan penghormatan saat mengikuti pelantikan muda praja angkatan XXIX di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat, 2 November 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Terfavorit, Buka 1.200 Formasi

Pendaftar di sekolah kedinasan IPDN membludak, hingga Kamis tercatat 28.758 pelamar.


Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Pertama dari IPDN

8 Maret 2018

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Ketua Bidang Politik dan Keamanan (nonaktif) PDIP Puan Maharani, menyampaikan pidatonya dalam Penutupan Rakernas III PDIP di Sanur, Bali, 25 Februari 2018. Rakernas merekomendasikan kepada semua kadernya untuk mengamankan, menjaga dan menyukseskan keputusan Ketua Umum PDIP. ANTARA
Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Pertama dari IPDN

Megawati Soekarnoputri mendapat gelar doktor honoris causa yang pertama dari IPDN. Megawati dinilai berjasa saat menjadi Presiden RI kelima.


Alasan Menteri Tjahjo Usulkan Lulusan IPDN Wajib Militer

16 Januari 2017

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kanan) dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kiri) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi II DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 19 September 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Alasan Menteri Tjahjo Usulkan Lulusan IPDN Wajib Militer

Mendagri Tjahjo Kumolo mewacanakan lulusan IPDN ikut wajib
muiliter agar bisa membantu komando rayon militer di daerah
penugasan.


Wapres JK: Tempatkan Lulusan IPDN di Luar Daerah Asal

18 Juli 2016

TEMPO/Prima Mulia
Wapres JK: Tempatkan Lulusan IPDN di Luar Daerah Asal

Jusuf Kalla berharap ke depan ada camat di Aceh yang berasal dari Papua.


Pemerintah Buka Pendaftaran Sekolah Tinggi Ikatan Dinas  

15 Maret 2016

Sejumlah praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri meluapkan kegembiraan usai upacara wisuda IPDN di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (6/9). TEMPO/Prima Mulia
Pemerintah Buka Pendaftaran Sekolah Tinggi Ikatan Dinas  

Pemerintah kembali membuka pendaftaran sekolah tinggi ikatan dinas. Pendaftaran bisa dilakukan secara online.


Kata Rektor IPDN Soal Pemukulan Taruna Akmil di Kampus IPDN  

30 November 2015

TEMPO/Prima Mulia
Kata Rektor IPDN Soal Pemukulan Taruna Akmil di Kampus IPDN  

Rektor Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Ermaya Suradinata mengatakan kasus pemukulan di kampusnya dilakukan oleh praja lama.