Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jusuf-Singh Bicarakan Peningkatan Hubungan Ekonomi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Delhi:Wakil Presiden Jusuf Kalla Selasa (30/1) bertemu dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh. "Kami lebih banyak membicarakan kemungkinan peningkatan hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi," kata Kalla di kantor Kedutaan Besar RI di Delhi.Kalla menjelaskan, sebagai negara berpenduduk satu miliar lebih, India adalah pasar besar dan amat potensial bagi produk-produk Indonesia. "Apalagi pertumbuhan ekonomi mereka saat ini berkisar delapan persen."Di samping itu, katanya, kemungkinan peningkatan investasi pun masih terbuka luas. "Baik oleh para investor India ke Indonesia atau sebaliknya.Karena investasi pengusaha kita India cukup besar juga."Dalam catatan Tempo, beberapa investor Indonesia yang baru-baru ini mulai melirik India antara lain Ciputra dan Salim Group yang akan mengembangkan properti dan kawasan baru di daerah West Bengal. Sebaliknya,India mulai mengembangkan industri otomotif melalui produksi kendaraan roda dua TVS dan Bajaj di Indonesia.Peningkatan hubungan ekonomi Indonesia-India bisa dilihat dari kenaikan volume perdagangan kedua negara. Dalam lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata hingga 27,45 persen. Pada 2005 senilai sekitar 3,63 miliar dolar. Sedangkan surplus yang didapatkan naik rata-rata 23,87 persen dalam kurun itu.Dalam pertemuan itu, Kalla menjelaskan, ada beberapa sektor yang dianggap paling berpeluang untuk dikembangkan bersama dan menarik para investor India ke Indonesia. Salah satunya antara lain industri listrik denganbahan bakar gas."Sudah kami tawarkan dan mereka siap bersaing secara terbuka dengan kompetitor dari negara lain," kata Kalla. Tawaran investasi ini pula yang ditawarkan Kalla dalam pertemuannya bersama para pengusaha yang tergabung dalam CII (Confederation of Indian Industry) di Hotel Taj Palace, malam sebelumnya. Dalam pertemuan itu para pengusaha India antara lain menyatakan minatnya untuk menjajagi kemungkinan investasi di bidang pembangkit listrik, minyak kelapa sawit,dan pertambangan. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, M. Lutfi, yang turut memberi penjelasan mendampingi Kalla, mengatakan bahwa sudah ada satu perusahaan yang langsung menindaklanjuti hasil pertemuan itu dengan meminta pertemuan lanjutan dalam waktu dekat di Jakarta. "Nama perusahaannya Centros, dan bergerak dalam industri permesinan berat."Lutfi belum bisa menyebutkan besaran investasi yang mungkin mereka bawa. Tapi, katanya, "Satu pabrik mereka yang terkecil sana di sini nilainya sekitar 80 juta dolar." Ia menambahkan bahwa investasi India ini bukanlahhal baru, karena sejak 30-35 tahun lalu, banyak pengusaha mereka yang telah lebih dulu mengembangkan bisnisnya di Indonesia. "Seperti Indorama dalam bidang tekstil dan baja oleh Mital Steel di Sidoarjo. Di bidang farmasi, petrokimia, dan listrik pun "Mengenai kemungkinan pengembangan industri baja yang baru oleh Mital Steel di Kalimantan Selatan, Lutfi menjelaskan bahwa dalam pertengahan tahun ini kemungkinan sudah akan mencapai tahap finalisasi. Saat ini mereka masih dalam tahap penghitungan menyangkut ketersediaan pasokan listrik, batu bara, dan pasarnya."Masalahnya, banyak mereka masih segan masuk kalautidak ada insentif fiskal dari kita. Itu yang sekarang kami usahakan."Selain membicarakan masalah ekonomi, pertemuan antara Kalla dan Manmohan Singh juga menyinggung hubungan bilateral di bidang pertahanan. "Tapi kamitidak banyak bicara soal itu," katanya. "Mereka memang minta agar kita membeli beberapa peralatan dari India. Tapi di sisi lain kita pun punya komitmen untuk mengembangkan sendiri industri pertahanan kita." Y. Tomi Aryanto
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral


Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand


Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)


Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc (kiri) saat pertemuan bilateral Indonesia-Vietnam di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu, 22 Juni 2019. ANTARA
Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.


PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

Perdana Menteri terpilih Australia, Anthony Albanese, dan Presiden Joko Widodo bertemu di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni 2022. Sumber: youtube Sekretariat Presiden
PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.


Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.


Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Teuku Faizasyah, Plt Juru bicara Kementerian Luar Negeri. Sumber: Suci Sekar/TEMPO
Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.


Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.


Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.


KKP: Cina Kirim 20 Pemberitahuan Produk Perikanan RI Terpapar Covid-19

15 Juni 2021

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
KKP: Cina Kirim 20 Pemberitahuan Produk Perikanan RI Terpapar Covid-19

Kementerian Kelautan dan Perikanan menerima 20 notifikasi dari otoritas Cina soal penemuan paparan Covid-19 pada produk hasil perikanan asal Indonesia