Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Kirim Tim Evaluasi Kerusuhan ke Poso

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah mengirimkan tim untuk menyelidiki bentrokan dan kerusuhan yang melanda Poso, Sulawesi Tengah, dalam tiga hari terakhir. Tim tersebut beranggotakan Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar, Asisten Teritorial Markas Besar TNI, dan Inspektur Jenderal Jusuf Manggabarani yang mewakili pihak kepolisian. "Hari ini mereka berangkat ke sana untuk evaluasi bagaimana kejadian yang kemarin dan tindak lanjutnya kita tunggu laporan mereka," kata Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, kepada wartawan seusai silaturahmi Lebaran dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Selasa (24/10). Tim tersebut, kata Djoko, bertolak ke Poso sekitar pukul 10.00 WIB Selasa pagi dan hasil evaluasi mereka kemungkinan akan diperoleh setelah Lebaran.Dalam dua pekan terakhir, terjadi beberapa insiden di Poso dan Palu. Pada Senin (16/10), pendeta Irianto Kongkoli ditembak oleh orang tidak dikenal di depan toko bangunan di Palu. Sepekan kemudian, bentrokan terjadi antarwarga dengan beberapa personel Brimob di pos polisi Poso Kota. Kejadian terakhir, pada Selasa (24/10), gereja Eklesia dibakar oleh sekelompok massa. Meski beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus kekerasan, Djoko mengatakan pemerintah belum akan menghidupkan kembali operasi pemulihan keamanan di Poso. TNI sendiri, kata dia, telah menempatkan 200 personel di Palu dan 200 lagi di Poso untuk membantu pemerintah daerah dan polisi mencegah terjadinya bentrokan antar-masyarakat.Djoko mengakui, penambahan pasukan tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, menurut dia, kunci perdamaian di Poso adalah keinginan masyarakatnya untuk berdamai. Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto menilai masalah di Poso bukanlah konflik antarkelompok masyarakat. "Ini sudah bukan konflik horizontal lagi. Yang ada adalah pelaku teror," ujarnya.Sutanto mengatakan, ada sekelompok orang yang melakukanh teror di Poso dengan mengangkat isu agama untuk mengadu domba masyarakat. Karena itu Sutanto meminta masyarakat Poso tidak terprovokasi oleh kelompok-kelompok tersebut.Sutanto mengatakan, sebagian pelaku teror di Poso sudah tertangkap, namun sebagian lagi masih dikejar. Polisi, kata dia, menargetkan untuk secepatnya mengungkap para pelaku teror tersebut dan akan menjelaskan selengkapnya masalah teror di Poso setelah penyelidikan selesai.Meski begitu, Sutanto menyatakan pihaknya tidak akan menambah jumlah aparat keamanan di Poso. Menurutnya, jumlah polisi di Poso untuk penegakan hukum maupun penjagaan keamanan sudah cukup.Sutanto membantah jika anggota Brimob Polri ikut berkontribusi dalam masalah yang terjadi di Poso dalam beberapa hari terakhir. "Tidak seperti itu. Yang benar itu pos polisi dengan 15 anggota Polmas diserang," ujarnya. Pelaku penyerangan, kata dia, akan ditindak tegas karena tindakan mereka dinilai melanggar hukum apalagi mereka melakukan perlawanan terhadap petugas kepolisian.Oktamandjaya Wiguna
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

25 Februari 2022

Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada wartawan usai mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 29 Maret 2021. Jusuf Kalla bersama Forum Komunikasi Antar Ummat Beragama mengunjungi Gereja Katedral Makassar dan menyampaikan keprihatinan atas insiden bom bunuh diri pada Ahad (28/3). ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

Jusuf Kalla bercerita pembangunan PLTA di Poso, Sulawesi Tengah berawal pada tahun 2001 atau saat Poso diguncang konflik


Jika Diminta, TNI Siap Kawal Petani Panen di Poso

11 Oktober 2016

Pasukan Anti Teror Berangkat ke Poso Sisir Sisa kelompok Santoso, TEMPO/Fahmi Ali
Jika Diminta, TNI Siap Kawal Petani Panen di Poso

Program pengawalan kepada petani tersebut hanya untuk enam kecamatan di wilayah Poso Pesisir.


Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

10 Agustus 2016

Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO
Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

Polri dan TNI belum akan menghentikan operasi Tinombala di Poso, Sulawei Tengah, sampai kelompok Santoso menyerahkan diri.


16 Anak Buah Santoso Masih Jadi Buron

8 Agustus 2016

Pemimpin kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, bersama anak buahnya, Ibadurohman alias Ibad. Foto: Istimewa
16 Anak Buah Santoso Masih Jadi Buron

Polisi menetapkan 16 DPO jaringan Mujahidi Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah.


Intel Tinombala yang Ditembak Brimob Dimakamkan di Sulawesi Selatan

28 Juli 2016

Personil Brimob berjaga-jaga di pos pantau wilayah Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Poso, Sulteng, 14 Maret 2015. Selain melakukan patroli lewat darat, polisi juga berpatroli lewat udara dengan helikopter, untuk membantu pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di pegunungan Poso. ANTARA/Zainuddin MN
Intel Tinombala yang Ditembak Brimob Dimakamkan di Sulawesi Selatan

Anggota intel Operasi Tinombala di Poso, Sersan Dua Muhammad Ilman, akan dimakamkan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.


Intel Tinombala Tewas Tertembak oleh Brimob di Poso  

27 Juli 2016

Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO
Intel Tinombala Tewas Tertembak oleh Brimob di Poso  

Tim Divisi Propam dan Kepala Korps Brimob langsung berangkat ke Poso untuk memeriksa anggota Brimob yang salah tembak oleh intel TNI Satgas Tinombala.


Santoso Tewas, Pansus Revisi UU Anti-Terorisme Kunjungi Poso

22 Juli 2016

Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. ANTARA FOTO
Santoso Tewas, Pansus Revisi UU Anti-Terorisme Kunjungi Poso

Pansus RUU Antiterorisme ingin menangkap aspirasi warga Poso pasca-tewasnya Santoso.


Aktivis Perdamaian Poso Usulkan Polisi Berdialog dengan Santoso

18 Juli 2016

Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq (kiri) memberikan Maarif Award Budiman Saliki (Poso, Sulawesi Tengah), Asni perwakilan Institute Mosintuwu (Poso, Sulawesi), dan Josep Matheus Rudolf Fofid (Ambon, Maluku) di Studio Metro Tivi, Kebon Jeruk, 12 Juni 2016. TEMPO/Larissa
Aktivis Perdamaian Poso Usulkan Polisi Berdialog dengan Santoso

Polisi diminta mengedepankan pendekatan dialog konstruktif dalam menghadapi kelompok Santoso di Poso.


Begini Kronologi Ditangkapnya Samil, Anak Buah Santoso  

17 Juni 2016

Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. ANTARA FOTO
Begini Kronologi Ditangkapnya Samil, Anak Buah Santoso  

Komandan Pos Lape memerintahkan Pos Tamanjeka mendalami dan memastikan kebenaran akan informasi tersebut.


Mayat Anggota Kelompok Santoso Ditemukan Terkubur  

25 Mei 2016

Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi di Mabes Polri, Jakarta, 25 Mei 2016. TEMPO/Inge
Mayat Anggota Kelompok Santoso Ditemukan Terkubur  

Mayat itu diduga bernama Aco alias Sucipto dari Malino. Dia adalah anak buah Santoso yang selama ini menjadi buron.