Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sweeping di Ambon Temukan Banyak Amunisi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Ambon:Guna menjaga situasi kota Ambon jelang hari ulang tahun Republik Maluku Selatan (RMS) 25 April mendatang, aparat keamanan melakukan sweeping. Sepekan terakhir 25 anggota Brimob Kompi I Satuan II Pelopor Kedung Halang Bogor, yang berposko di Gedung Telkom Tanah Lapang Kecil Ambon menyisir Dusun Air Sakula, Desa Laha Kecamatan Baguala, Ambon. Hasilnya, ratusan amunisi dan peralatan lainnya berhasil disita. Amunisi yang berhasil ditemukan antara lain; 95 buah bom rakitan, 3 buah helm baja, 389 peluru jenis AK 47 kaliber 7,62, dan 170 butir peluru kaliber 5,56, 106 butir amunisi kaliber 38 spc, 7 butir peluru karet 5,56, 9 butir peluru hampa 5,56, 84 butir peluru 5,56, 10 butir peluru hambur, 4 butir peluru isyarat, 39 buah rel peluru, 7 buah ransel tentara, 2 buah rompi magazine, 2 buah pelples air, 1 pasang pakain loreng, 8 buah sepatu PDL, 2 buah sangkur, 4 pucuk pistol rakitan, 2 pucuk senjata rakitan laras panjang, 1 buah dagren, 1 buah magazine SS-1 dan 2 pucuk laras rakitan.Menurut Komandan Kompi Brimob Yustanto Mujiharso, amunisi yang ditemukan itu sebagian ditanam di luar rumah warga. "Dan sebagian lagi dihamparkan begitu saja,"katanya kepada wartawan di gedung Telkom Tanah Lapang Kecil Ambon, Senin (28/3).Khusus ratusan amunisi peluru, ditemukan di dalam jerigen. "Saat jerigen air itu kami goyang, rasanya ada sesuatu, saat dibuka ternyata ratusan peluru dengan jenis yang berbeda-beda,"kata Yustanto.Helm dan sepatu PDL, ditemukan di dalam bunker gua buatan di dalam tanah yang berada di sekitar kebun coklat. Dari sejumlah amunisi itu, ada lima buah bom waktu yang sangat berbahaya. "Bom-nya sudah lama. Di dalamnya berisikan TNT dan dilihat dari ciri-cirinya bom itu masih sangat berbahaya,"kata Yustanto.Saat sisiran, ditemukan dan dirampas barang-barang berbahaya itu tak ada warga yang melawan. "Sebelumnya kami memberikan arahan kepada warga setempat untuk menyerahkan senjata maupun amunisi lainnya secara baik-baik,"ujar Komandan Yustanto.Namun, arahan itu tak diindahkan, bahkan beberapa warga sempat menyembunyikan amunisi-amunisi tersebut. "Kami tangkap salah satu warga dengan barang bukti di tangannya,"kata Yustanto. Hasil temuan ini, akan diserahkan kepada pihak Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease untuk diproses lebih lanjut.Yusnita Tiakoly
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

3 Oktober 2022

23 April 1965, 3 peleton RPKAD atau Kopassus berhasil mengalahkan 2nd Para Inggris, saat penyerangan ke Plaman Mapu, Kalimantan Barat. 9 orang pasukan payung elit Inggris tewas, sedangkan Kopassus hanya kehilangan 2 prajurit. Pasukan para Inggris sangat elit, seleksi untuk masuk ke Parachute Regiment sangat berat. Zimbio.com
Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

TEMPO.CO--RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat merupakan nama untuk Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebelum menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.


Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

16 Mei 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

Polresta Pulau Ambon menetapkan tiga orang sebagai tersangka pelaku pengibaran bendera separatis RMS di Desa Ulath,


Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

21 Desember 2020

Aktivitas papalele di Gang Pos, Jalan Sultan Hairun, Kota Ambon, Senin, 7 Desember 2020. TEMPO | Khairiyah Fitri
Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

Papalele memainkan peran yang amat penting selama konflik Ambon terjadi pada 1999. Prinsipnya kemanusiaan, kepercayaan, dan kesetiaan.


3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

26 April 2020

Bendera RMS dibentangkan di Polres Ambon (13/8). TEMPO/Mochtar Touwe
3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

Ketiga petinggi RMS tadi memasuki halaman Kantor Polda Maluku dengan membentangkan bendera RMS.


Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

1 Agustus 2018

Pantai Pintu Kota, Ambon, Maluku. Pantai ini berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Ambon dan menjadi salah satu objek wisata yang terkenal. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

Kami menginap di hotel yang berlokasi di tengah Kota Ambon untuk memulai traveling.


Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

27 Januari 2017

Bendera RMS dibentangkan di Polres Ambon (13/8). TEMPO/Mochtar Touwe
Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

Bendera itu diturunkan pada pukul 07.00 oleh polisi. "Polisi sempat meminta keterangan pihak sekolah sebagai saksi."


Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

31 Oktober 2016

Aparat TNI dan Polri berusaha menghalau warga yang kembali terlibat konflik di Ambon, Maluku, Selasa subuh (15/5). Konflik yang kembali terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional Pattimura ke-195 mengakibatkan belasan sepeda motor terbakar dan 50 orang luka-luka. ANTARA/Jimmy Ayal
Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

Senjata yang diserahkan secara sukarela itu terdiri atas 1 pucuk laras panjang, 3 pucuk laras pendek, 2 mortir, dan ratusan peluru.


Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

22 April 2016

John Wattilete, Presiden RMS. TEMPO/ Prita
Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

RMS menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yang berkedudukan di Vanuatu, sama seperti yang dilakukan Papua.


Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

21 Mei 2015

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama meletakan batu pertama Prasasti Jarum Mei 1998 ini untuk mengenang tragedi Mei 98 di TPU Pondok Rangon, Jakarta (17/05). Prasasti ini sebagai tanda memorialisasi TPU Pondok Rangon sebagai salah satu situs sejarah terkait tragedi Mei 1998. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik besar yang terjadi di dunia saat ini berakar pada dimensi kultural.


Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

8 Juli 2014

Helmi Wattimena, Ketua Front Kedaulatan Maluku Republik Maluku Selatan (FKM4RMS) Amerika Serikat. TEMPO/Lolo
Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

"Jika Jokowi menang, mungkin sakit hati kami bisa lebih melunak. Kami bisa bicara dengan beliau. Kami juga manusia yang rindu keadilan."