Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Solo "Breidel" Pameran Instalasi Peringati Hari HAM

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Solo: Petugas kepolisian dari Polresta Solo mencopot sebuah karya instalasi seorang seniman Solo dalam pameran lukisan untuk memperingati hari hak asasi manusia sedunia di Galeri Balai Sudjatmoko, Jumat (10/12). Seluruh perlengkapan instalasi yang berjudul "Tubuh Mati" karya Suryo Indratno dibawa aparat. Sedangkan pengelola galeri, Eko Bimo Sutopo, penyelenggara kegiatan G. Ayu dari Kucing Kota Studio serta Suryo Indratno diperiksa. Menurut salah seorang petugas intel yang membawa Suryo, pihak kepolisian mempertanyakan izin penyelenggaraan pameran. "Kegiatan ini kan mengundang keramaian, seharusnya ada izin dari kepolisian. Mohon anda bersedia untuk ke Polres," kata seorang petugas intel kepada Suryo.Sebelum membawa Suryo, polisi terlebih dahulu mencopoti karya yang menggambarkan mengenai ruwetnya sejarah kemanusian bangsa ini, khususnya pada 1960-an. Puluhan gambar berupa palu arit di atas kertas merah yang sebelumnya didisplai di dinding salah satu ruangan galeri diangkut. Demikian pula dengan penjelasan atas karya yang ditempel di tirai yang menutupi pintu ruangan. Gambar-gambar sketsa yang ditaruh di lantai, juga dibawa. Sebuah pesan "selain petugas di larang masuk" dan meja dipalangkan di pintu masuk ruang pameran.Meski kepada Suryo yang dipermasalahkan soal perizinan, anehnya hanya satu karya Suryo yang dicopot. Sedangkan belasan karya lainnya dibiarkan. Sebelum dibawa ke Polres, Suryo menduga polisi karyanya mempropagandakan komunis. "Saya ingin mengangkat persoalan ruwetnya sejarah di tahun 65. Makanya saya menggunakan media kertas kusut karena masalah ini sangat kusut bagi generasi seangkatan saya," kata dia."Tubuh Mati" merupakan salah satu karya Suryo yang dipamerkan dalam pameran "Selamatkan Solo dengan Kesenian". Pameran itu dibuka Kamis (9/12) malam kemarin. Selain Suryo, sejumlah perupa juga ikut menampilkan karya-karya yang bertemakan tentang kemanusiaan dan hak asasi manusia. Kapolresta Solo, AKBP Lutfi Luhbianto yang menyatakan bahwa tindakan mencabut karya instalasi tersebut untuk menghindari timbulnya gejolak. Dia mengatakan masyarakat Solo masih sensitif terhadap simbol-simbol yang berbau komunis sekalipun dimaksudkan sebagai karya seni. "Kekhawatiran munculnya gejolak itu yang membuat polisi mengambil tindakan," kata Kapolres. Menurut Kapolres, pihaknya belum bisa menetapkan status yang akan dikenakan terhadap penyelenggara pameran maupun si pemilik karya. Saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait yang memiliki tugas mengawasi organisasi terlarang untuk mengetahui motif di balik karya tersebut. "Kita periksa dulu lah, apa memang benar seperit itu karya seni," ujar Lutfi. Imron Rosyid
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan memberikan sambutan saat deklarasi relawan Garda Matahari di Jakarta, Jumat 17 November 2023. Relawan Garda Matahari mendeklarasikan dukungan terhadap calon presiden dan wakil presiden dari koalisi perubahan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.


Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.


Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Monumen Karl Marx di London, Inggris Dirusak. [SKY NEWS]
Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.


Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Tan Malaka. ANTARA/Arief Priyono
Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.


Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim melambai kepada fotografer saat ia tiba di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 November 2022. Anwar resmi dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia. Fazry Ismail/Pool via REUTERS
Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.


Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

7 Januari 2023

Mbak Pon dan Wiji Thukul dalam unggahan Wahyu Susilo. Foto : Instagram/wahyususilo
Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

Sampai Sipon meninggal dunia, Wiji Thukul masih berstatus orang hilang. Padahal, Presiden Jokowi pernah berjanji mencari Wiji Thukul.


Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Polisi membubarkan aktivis yang membentangkan spanduk saat aksi jalan pagi bersama tolak RKUHP dalam Car Free Day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 27 Noveber 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.


Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi Nasdem Taufik Basari ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. TEMPO/Putri.
Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.


5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi oleh anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, 29 September 2015. ANTARA FOTO
5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.


Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Sharif Hiariej (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir (kanan) dan Pangeran Khairul Saleh (kedua kanan) usai menyerahkan draf RKUHP dan RUU tentang Permasyarakatan yang telah disempurnakan dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 Juli 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.