Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PN Ambon kekurangan hakim

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Ambon:Pengadilan Negeri (PN) Ambon akan kesulitan menangani kasus-kasus makar Front Kedaulatan Maluku (FKM), pendukung gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS). Demikian dikatakan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Ambon Lodewik Tiwery, SH kepada wartawan di Ambon Sabtu (29/5). Menurut Tiwery, PN Ambon, saat ini kekurangan tenaga hakim. Tenaga hakim yang ada hanya tiga orang. Dua diantaranya baru tiba dari Jawa, pada Rabu 26 Mei lalu. Untuk itu, ia berharap agar pemerintah pusat mengirimkan enam orang hakim detaser ke Ambon, jika kasus para tersangka pelaku makar disidangkan di Ambon. "Tiga hakim tidak mampu menangani kasus makar," kata Lodewik Tiwery.Wakil Ketua PN Ambon mengatakan pihaknya masih membutuhkan minimal enam hakim tambahan untuk menyidangkan kasus makar di Ambon. Dengan tambahan enam hakim detaser, itu akan sangat membantu para hakim yang saat ini dimiliki Pengadilan Negeri Ambon.Ia juga mengatakan, untuk menangani kasus makar para anggota FKM pendukung gerakan separatis RMS di Pengadilan Negeri Ambon, minimal harus memiliki tiga majelis hakim. Dengan ditambahnya enam hakim detaser, itu berarti Pengadilan Negri Ambon, memiliki sembilan orang hakim, yang nantinya dijadikan tiga majelis.Untuk mengantisipasi kekurangan hakim dalam proses persidangan kasus makar FKM di Ambon, pihaknya sejak Kamais (27/5) melayangkan surat ke Dirjen Kehakiman Departemen Kehakiman dan HAM di Jakarta, untuk mengirim enam orang hakim taambahan. Tiwery juga berharap agar dalam proses persidangan tersangka kasus makar berlangsung aman, agar ditempatkan aparat keamanan dari unsur TNI dan Polri, pada lokasi persidangan sehingga jika ada gangguan, persidangan bisa langsung diamankan. Mochtar Touwe Tempo News Room
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

21 Desember 2020

Aktivitas papalele di Gang Pos, Jalan Sultan Hairun, Kota Ambon, Senin, 7 Desember 2020. TEMPO | Khairiyah Fitri
Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

Papalele memainkan peran yang amat penting selama konflik Ambon terjadi pada 1999. Prinsipnya kemanusiaan, kepercayaan, dan kesetiaan.


Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

1 Agustus 2018

Pantai Pintu Kota, Ambon, Maluku. Pantai ini berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Ambon dan menjadi salah satu objek wisata yang terkenal. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

Kami menginap di hotel yang berlokasi di tengah Kota Ambon untuk memulai traveling.


Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

31 Oktober 2016

Aparat TNI dan Polri berusaha menghalau warga yang kembali terlibat konflik di Ambon, Maluku, Selasa subuh (15/5). Konflik yang kembali terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional Pattimura ke-195 mengakibatkan belasan sepeda motor terbakar dan 50 orang luka-luka. ANTARA/Jimmy Ayal
Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

Senjata yang diserahkan secara sukarela itu terdiri atas 1 pucuk laras panjang, 3 pucuk laras pendek, 2 mortir, dan ratusan peluru.


Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

21 Mei 2015

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama meletakan batu pertama Prasasti Jarum Mei 1998 ini untuk mengenang tragedi Mei 98 di TPU Pondok Rangon, Jakarta (17/05). Prasasti ini sebagai tanda memorialisasi TPU Pondok Rangon sebagai salah satu situs sejarah terkait tragedi Mei 1998. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik besar yang terjadi di dunia saat ini berakar pada dimensi kultural.


Bentrokan di Seram, Maluku, 13 Orang Ditahan

3 Januari 2013

Personil Brimob membersihkan bekas-bekas bentrokan ruas jalan Mardika-Batu Merah, Ambon, Maluku, Rabu (16/5). ANTARA/Jimmy Ayal
Bentrokan di Seram, Maluku, 13 Orang Ditahan

Ada sejumlah buron yang menyerahkan diri.


Komnas HAM: Polisi Biarkan Konflik Saparua Haruku

11 Februari 2012

Sejumlah  pengungsi yang tergabung dalam Koalisi Pengungsi Maluku (KPM) melakukan aksi demonstrasi di kantor Gubernur Maluku, Kamis (19/1). ANTARA/Izaac Mulyawan
Komnas HAM: Polisi Biarkan Konflik Saparua Haruku

Konflik yang menewaskan tujuh orang yang berlangsung Kamis, 9 Februari, tapi polisi baru menurunkan pasukan Sabtu pagi ini.


Ambon Memanas Lagi, Dua Rumah Terbakar dan Tentara Terluka

10 Juli 2010

Ambon Memanas Lagi, Dua Rumah Terbakar dan Tentara Terluka

Pertikaian ini berawal dari 10 anak berusia belasan tahun yang mengejek warga Batu Merah Kampung.


Komando Militer Pattimura Tambah Satu Batalyon

30 Desember 2009

Komando Militer Pattimura Tambah Satu Batalyon

Selama ini wilayah yang harus diamankan Kodam terlalu luas bila dibandingkan dengan personil yang ada.


Masalah RMS dan Perkelahian Antarkomunitas Masih Rawan

29 Februari 2008

Masalah RMS dan Perkelahian Antarkomunitas Masih Rawan

Pangdam XVI Pattimura Mayor Jenderal Rasyid Qurnuen Aquary mengatakan tantangan tugas Kodam Pattimura di tahun 2008 lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya.


Kalla Orasi di Depan Para Raja Maluku

29 Oktober 2007

Kalla Orasi di Depan Para Raja Maluku

Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan orasi di hadapan 500 raja dari delapan kabupaten/kota di Maluku, para pejabat dan Muspida Maluku dan 13 sultan dari 13 kesultanan di Indonesia pada acara Musyawarah Besar Latupati di Ambon Senin (29/10).