Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mantan Karyawan Dirgantara Indonesia Berunjuk Rasa

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bandung: Sekitar 300 mantan karyawan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) yang menolak kebijakan putus hubungan kerja (PHK), berunjuk rasa di depan gedung Pengadilan Tinggi Jawa Barat, di Bandung, Senin (29/3).Unjuk rasa para karyawan yang dipimpin Arif Minardi dan AM. Bone -mantan Ketua Umum dan Sekretaris Umum Serikat Pekerja (SP) di perusahaan pembuat pesawat terbang itu- adalah untuk mempertanyakan diterima atau ditolaknya izin pelaksanaan putusan serta merta Pengadilan Negeri Bandung atas kasus gugatan perdata para mantan karyawan terhadap PT. DI, Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional selaku pemegang saham mayoritas PT. DI yang dimenangkan para karyawan pada 18 Februari 2004.Rencananya, massa ingin bertemu Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat Ben Suhandasyah, SH, untuk menanyakan perihal di atas. Tapi, menurut Kepala Humas Pengadilan Tinggi, Subardi, Ben Suhandasyah sedang tugas luar. Mendengar alasan itu, para pengunjuk rasa tidak percaya, puluhan orang diantaranya sempat menerobos masuk gedung pengadilan. Tapi ternyata, yang dicari tidak ditemukan."Aksi ini terpaksa kami lakukan, karena sudah lima kali kami kirimkan perwakilan untuk bertemu dan menanyakan izin itu. Tapi pengadilan tinggi tetap tidak mau menerima, kata Bone. Maklum, para mantan karyawan PT. DI itu ingin segera mendapatkan kepastian soal izin pelaksanaan putusan pengadilan negeri itu, agar para karyawan juga bisa mengambil sikap soal PHK. "Putusan itukan sifatnya administratif saja, bukan putusan majelis. Kok lama sekali?" kata Bone lagi. Seperti diberitakan Koran TEMPO, edisi 19 Februari 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung mengabulkan gugatan perdata mantan karyawan PT. DI terhadap Direksi PT DI, Kementerian BUMN dan BPPN untuk mencabut hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 19 dan 22 Agustus 2003. Majelis hakim juga menghukum direksi PT. DI untuk membentuk Komisi Restrukturisasi yang didalamnya dimasukkan perwakilan dari serikat pekerja pimpinan Arif Minardi. Komisi ini diperintahkan untuk mengaudit kembali kondisi perusahaan dan membuat rencana kerja ke depan. Majelis hakim juga menetapkan putusan itu sebagai putusan Uit Voerbaar bij Vorraad atau putusan serta merta.Dalam putusannya, majelis hakim juga mengancam para tergugat dengan hukuman dwangsom atau uang paksa sebesar Rp. 1 juta untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan itu, terhitung sejak keluarnya izin pelaksanaan putusan dari Pengadilan Tinggi Jawa Barat.Akhirnya, para pengunjuk rasa meninggalkan gedung Pengadilan Tinggi. Para pengunjuk rasa belum tahu, ternyata Pengadilan Tinggi sudah menanggapi kasus itu. Bahkan, tentu saja juga menanggapi permintaan PT. DI dan lainnya untuk menolak putusan Pengadilan Negeri itu. Seperti dikatakan M.Luthfie Hakim, Ketua Tim Pengacara PT. DI, "kami mengirimkan surat permohonan kepada Pengadilan Tinggi Jawa Barat untuk menolak putusan serta merta Pengadilan Negeri Bandung, pada 25 Februari 2004". Padahal sebenarnya, kasus itu tidak termasuk dalam kategori untuk dikabulkan. Artinya, jika Pengadilan Tinggi mengabulkan permohonan itu, Mahkamah Agung harus menindak Pengadilan Tinggi Jawa Barat. Satu bulan kemudian, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat lewat putusannya tertanggal 25 Maret 2004 menyatakan menerima permohonan banding PT. DI, Kementerian BUMN dan BPPN itu. Bahkan, Pengadilan Tinggi juga menolak seluruh gugatan mantan karyawan PT. DI dan membatalkan seluruh keputusan Pengadilan Negeri Bandung tertanggal 18 Februari 2004. "Majelis hakim juga menghukum mantan karyawan PT. DI untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 300 ribu," kata Luthfie sesaat setelah menerima salinan putusan dari Pengadilan Tinggi, hari ini juga. Siapa majelis hakim yang mengadili perkara sidang banding dan apa alasan dikabulkannya permohonan banding itu, tidak tertera dalam salinan putusan.Pengacara PT. DI, Absar Kartabrata juga membenarkan, hari ini pihaknya juga baru menerima salinan putusan banding itu. "Kami tidak tahu pertimbangan hukumnya apa. Kami kecewa, karena Pengadilan Tinggi tidak menjawab permohonan izin eksekusi atas putusan perdata Pengadilan Negeri Bandung yang bersifat serta merta. Pengadilan Tinggi langsung memutuskan pokok perkara, permohonan izin pelaksanaan putusan serta merta tidak dijawab," katanya.Mendengar putusan itu, Menajemen PT. DI tentu merasa senang. "Kami bersyukur dengan putusan itu. Berarti pelaksanaan program PHK akan lebih lancar," kata Sekretaris Perusahaan PT. DI, Muhtar Sharief. Lain halnya dengan para mantan karyawan yang beunjuk rasa itu. Mendengar hal itu, mereka kecewa dan berencana akan kembali berunjuk rasa, Selasa (30/3). Rinny Srihartini - Tempo News Room
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Syarat dan Cara Daftar Akun SIAPkerja Kemnaker Berkonsep SSO

11 jam lalu

Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta, Senin 18 September 2023. Sebanyak 40 perusahaan terkemuka dari berbagai bidang yang menyediakan lowongan bagi pelamar kerja ini berlangsung hingga 19 September 2023. Tempo/Tony Hartawan
Syarat dan Cara Daftar Akun SIAPkerja Kemnaker Berkonsep SSO

SIAPkerja merupakan sistem dan aplikasi pelayanan dan ketenagakerjaan digital yang dirilis Kemnaker dengan konsep SSO. Begini maksudnya.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

22 jam lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

1 hari lalu

Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, China 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?


Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

19 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.


Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

20 hari lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.


Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

21 hari lalu

Pengemudi ojek daring tengah menunggu penumpang di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa 19 Maret 2024 Kementerian Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa pengemudi ojek daring dan kurir logistik berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR keagamaan. TEMPO/Tony Hartawan
Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

Payaman menilai aplikator wajib memberikan THR kepada ojol karena masuk kategori pekerja dengan jam kerja tidak tentu.


3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

25 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menaker Ida Fauziyah (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25, Maret 2024. ANTARA/Benardy Ferdiansyah
3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

Presiden Jokowi ingin mempertajam desain besar ekonomi dan ketenagakerjaan untuk 10 tahun ke depan. Apa maksudnya?


Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

28 hari lalu

Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) menang dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.


Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

29 hari lalu

Desain Istana Wapres di IKN karya Shau. (Dok.Shauarchitects)
Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.


Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

29 hari lalu

Chair of Unilever PLC, Ian Meakins. unilever.com
Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

Unilever membeberkan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya di seluruh dunia.