Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Edi Putra Pernah Meminta Adiknya Menyediakan Tebusan Rp 100 juta

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Edi Putra pernah meminta adiknya, Ardi, menyediakan uang Rp 100 juta. Uang itu diminta Edi untuk membayar tebusan kepada orang-orang yang menculiknya. Namun akhirnya disepakati, pihak Edi hanya sanggup memberikan Rp 10 juta. Kalau dikasih Rp 10 juta, mereka berjanji akan melepas Edi, kata Ardi ketika dihubungi Tempo News Room melalui telepon genggam, Jumat (5/4). Edi Putra adalah salah satu rekan Teungku Fauzi Hasbi Geudong yang menjadi korban penculikan sekelompok orang tak dikenal. Mereka, bersama Ahmad Saridup, pergi ke Ambon dari Jakarta pada 21 Februari 2003. Namun sampai saat ini, nasib ketiganya belum ada kejelasan. Polda Maluku sendiri, sudah menyelidiki kasus ini dan memeriksa 12 orang sebagai saksi. Frangky, salah satu teman bisnis Edi Putra, mengatakan selama ini Edi dikenal sebagai ustad yang sering memberikan ceramah disejumlah tempat pengajian. Hidupnya sederhana. Dia tidak pernah mau menerima uang transport yang diberikan oleh peserta pengajian. Meskipun tempat pengajian itu jauh dari kediamannya. Untuk menghidupi keluarga, Edi melakukan bisnis dengan sejumlah teman-temannya. Dia pernah berdagang kambing dan jual beli rempah-rempah. Kami punya peternakan ikan di Ciseeng (Parung, Bogor), kata Frangky. Saat Ambon bergejolak, Edi aktif mengumpulkan dana untuk membantu warga yang menjadi korban. Aktifitasnya ini membuat Edi memiliki banyak teman yang tinggal di Ambon. Dia juga kenal beberapa pengusaha yang biasa melakukan bisnis jual beli cengkeh dan pala. Hubungan Edi yang cukup luas dengan orang-orang Ambon itu, membuat Fauzi Hasbi atau lebih dikenal dengan panggilan Abu Jihad, tertarik untuk mengajak Edi berbisnis cengkeh dan Pala. Mereka dipertemukan oleh Ahmmad Saridup, seorang ustad yang tinggal dikawasan Tanah Abang. Baik Edi maupun Abu Jihad, sama-sama kenal baik dengan Saridup. Mereka bertiga berangkat dari Jakarta menuju Ambon pada 21 Februari 2003. Menurut istri Edi, Yunika Melati, suaminya itu berangkat pagi-pagi sekali, usai shalat subuh. Dia pamit dan mengatakan akan segera kembali jika urusannya di Ambon cepat selesai. Abi (begitu Yunika memanggil suaminya) mengatakan mau mempertemukan pembeli cengkeh dan pala kepada penjual di Ambon, kata Yunika. Pada 24 Februari, Edi menghubungi istrinya melalui telepon. Saat itu, Edi meminta nomor rekening BCA kepada istrinya. Abi tidak ingat nomor rekening. Dia minta saya untuk menyebutkan nomornya, kata Yunika lagi. Menurut Yunika, saat itu nada bicara Edi sangat terburu-buru. Dia juga tidak menanyakan keadaan anak-anak seperti biasanya. Bahkan Edi ayah 5 anak itu seperti tidak memberi kesempatan kepada istrinya untuk bertanya. Setelah mencatat nomor rekening, Edi langsung memutuskan hubungan. Pada hari yang sama, Edi juga menghubungi Ardi dan Frangky. Kepada Ardi, Edi mengaku ditahan oleh orang-orang yang mengaku aparat keamanan. Dia juga mengaku dipukuli dan disiksa oleh orang-orang itu. Selanjutnya Edi meminta Ardi menyediakan uang tebusan sebesar Rp 100 juta. Hal yang sama disampaikan kepada Franky. Hanya saja ketika itu, Edi mengaku berada di Makasar. Sebagai teman dekat, Franky berjanji akan mencarikan uang itu. Saya meminta untuk bicara dengan orang-orang yang menculik ustad Edi, tapi hubungan diputus, kata Franky. Sehari kemudian, Edi mengirim short message service (SMS) kepada Franky. Isinya, dia tidak bisa bicara karena mulut dan rahangnya bengkak. Edi juga memberitahu kalau pelaku yang menculiknya itu ada 4 orang dan masih muda-muda. Akhirnya, setelah beberapa kali melakukan komunikasi melakui SMS, disepakati Ardi dan Franky akan mentrasfer uang sebesar Rp 10 juta. Transfer dilakukan Franky pada 27 Februari 2003 melalui ATM di kawasan Bendungan Hilir. (Suseno Tempo News Room)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

2 menit lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat memberikan keterangan pers dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023. Rakernas yang mengusung tema 'Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara' tersebut itu juga akan membahas pemenangan Pemilu 2024 serta mendengar pengarahan khusus dari Presiden Joko Widodo. TEMPO/M Taufan Rengganis
5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

Ketika Megawati membela sejumlah kebijakan dan langkah politik Jokowi selama dua periode.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

5 menit lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

5 menit lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

PM India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi untuk memperkuat basis garis kerasnya.


Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

13 menit lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

14 menit lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

29 menit lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.


Putusan MK Sebut Jokowi Tak Terbukti Lakukan Nepotisme dan Abuse of Power, Apa Tindakan Masuk Kategori Itu?

30 menit lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Putusan MK Sebut Jokowi Tak Terbukti Lakukan Nepotisme dan Abuse of Power, Apa Tindakan Masuk Kategori Itu?

Putusan MK sebut tidak ada bukti kuat Jokowi lakukan nepotisme dan abuse of power. Apa yang masuk dalam tindakan nepotisme dan abuse of power?


3,2 Juta Masyarakat Indonesia Main Judi Online, Perputaran Uang Rp 327 Triliun

35 menit lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
3,2 Juta Masyarakat Indonesia Main Judi Online, Perputaran Uang Rp 327 Triliun

Bagaimana langkah pemerintah menyikapi sekitar 3,2 juta masyarakat Indonesia merupakan pemain judi online?


Didukung PAN, Bima Arya Bersiap Maju Pilgub Jawa Barat 2024

36 menit lalu

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam acara Simposium Digitalisasi Aksara Sunda yang digelar secara virtual di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Senin, 7 Juni 2021. Kredit: PANDI
Didukung PAN, Bima Arya Bersiap Maju Pilgub Jawa Barat 2024

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju jadi calon gubernur Jabar setelah mendapat arahan dari Ketua Umum PAN Zulhas


Dahulu Dipakai Jokowi untuk Seleksi Menteri, Deputi Pencegahan KPK Anggap Menstabilo Calon Menteri Zalim

36 menit lalu

Deputi bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan dan Juru bicara KPK bidang pencegahan, Ipi Maryati (kiri), memberikan keterangan kepada awak media pasca pemeriksaan Rafael Alun Trisambodo, oleh tim Direktorat PP Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara KPK, di Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023. Sebagai tindak lanjut pemeriksaan Rafael, KPK akan memeriksa sejumlah pegawai di Direktorat Jenderal Pajak yang diduga berada dalam satu komplotan. TEMPO/Imam Sukamto
Dahulu Dipakai Jokowi untuk Seleksi Menteri, Deputi Pencegahan KPK Anggap Menstabilo Calon Menteri Zalim

Deputi Pencegahan KPK menilai Prabowo Subianto tidak perlu melibatkan KPK dalam menseleksi calon menteri yang akan mengisi kabinetnya.