Kesimpulan rapat tim dokter gabungan yang merawat Soeharto itu dipaparkan dalam konferensi pers di auditorium lantai III RSPP, Jumat (28/12) pagi. Konferensi pers dipimpin langsung oleh ketua tim dokter gabungan RSPP, dr Koenindro Dadi dimulai pukul 09.30 Wib.
Menurut Koenindro, kondisi optimal yang dimaksudkan menyangkut kondisi tubuh, suhu badan, dan tekanan darah yang kembali ke keadaan semula sebelum Soeharto terserang pneumonia. Penguasa selama 32 tahun itu akan tetap menjalani rehabilitasi medis untuk memperbaiki fungsi seluruh organ yang reversible dan mencegah terjadinya infeksi berulang dengan memberikan obat-obat yang tepat.
Aspek rehabilitasi, kata Koenindro, tidak saja menyangkut fisik, namun juga sosial, psikologis, dan lingkungan. “Karenanya, ruangan beliau di Cendana dipersiapkan sesteril mungkin dan minimal seperti keadaan di RSPP,” kata dokter yang gemar memakai busana berwarna hitam ini.
Terapi sosial, psikologi dan lingkungan tersebut ditujukan untuk meminimalkan keterbatasan fungsi organ-organ, mampu melaksanakan kegiatan fisik secara teratur dan mencegah serta mendeteksi gangguan pelbagai fungsi organ termasuk paru-paru.
Dokter Teguh Ranakusuma, ahli syaraf yang menangani Soeharto, mengatakan bahwa mantan presiden berusia 80 tahun itu sulit untuk berinteraksi karena syaraf otaknya telah dinyatakan sakit permanen. Namun, kata dokter Cendana ini, dimensia (kerusakan syaraf otak) yang dialami Soeharto masih memungkinkan untuk bisa mengingat masa lalu. “Meski begitu, sulit baginya untuk mengekspresikan hal-hal yang diingat,” kata Teguh.
Teguh menolak berkomentar tentang layak atau tidaknya Soeharto untuk diadili dengan alasan di luar kewenangannya. “Kami hanya memberikan data-data, pengadilan nanti yang akan menentukan,” kilahnya.
Tim dokter akan mengunjungi Soeharto secara teratur sehubungan dengan rehabilitasi medis tersebut. Soeharto juga akan ditangani oleh ahli lanjut usia, (geriyatri) selama rehabilitasi medis berlangsung. “Dosis yang akan diberikan lebih kecil dari sebelumnya karena faktor lanjut usia tersebut,” katanya.
Jumpa pers yang berakhir sekitar pukul 09.50 Wib itu dihadiri oleh berbagai wartawan dalam dan luar negri, baik cetak maupun elektronik. Tidak seperti biasanya jumpa pers kali ini dipandu mantan menteri sekretaris negara Saadilah Mursjid. Sekembalinya Soeharto, keadaan di RSPP kembali normal. Tak ada satu pun jurnalis yang masih bertahan di bagian depan RSPP. Terlihat hanya beberapa orang pengunjung duduk dan lalu lalang di lobi depan RSPP. (Bagja Hidayat-Tempo News Room)